
Ramadan selalu memberikan nuansa yang berbeda, dalam banyak hal. Termasuk dalam hal mengaji dan mengkaji kitab-kitab salaf di berbagai pondok pesantren (ponpes).
Di ponpes-ponpes yang ada di Nusantara, khususnya Jawa, selalu menggelar ‘’ngaji kilatan’’ atau yang akrab dikenal santri dengan ‘’ngaji tabarrukan’’. Yakni seorang santri bebas memilih mengaji kepada kiai dan di pondok mana pun.
Di Kabupaten Kudus, kawasan ponpes yang dikenal sebagai tempat ngaji kilatan atau ngaji tabarrukan adalah Jekulo atau yang lebih dikenal dengan kawasan Pondok Bareng. Ada Pondok Qoumaniyah, Pondok Sanusiyah, Pondok Al-Yasir, Pondok Darul Falah, Pondok Al-Hanafiyah dan lain sebagainya.
Ponpes di Bareng (Jekulo) ini, para kiainya membaca beragam kitab. Beragam kitab yang dibaca, mulai dari kajian fikih, tauhid, tafsir al-quran, hadis, ilmu hadis, dan lain sebagainya, dengan santri dari berbagai kota yang datang secara khusus untuk mengaji pada momentum Ramadan.
Namun di Kabupaten Kudus, tidak hanya ngaji kilatan saja yang menarik minat para santri untuk mengaji. Ada forum kajian lain yang juga banyak dihadiri oleh umat Islam, seperti kajian di Masjid Al-Aqsha Menara Kudus dengan pengasuh KH. M. Sya’roni Ahmadi.
Ada juga kajian (mengaji) di Langgar Dalem yang dulu diasuh oleh kiai kharismatik yang sangat dikenal publik, yakni KH. Turaichan Adjhuri dan sepeninggalnya kini diteruskan oleh KH. Choirozyad TA.
Pendeknya, kajian-kajian keislaman pada momentum Ramadan, sangatlah semarak. Selain di pondok pesantren, masjid-masjid dan musala kampung juga banyak yang menggelar kajian menjelang berbuka puasa.
Seakan tak mau ketinggalan, sekolah-sekolah (madrasah) pun banyak yang menggelar kajian keislaman bagi peserta didiknya, melalui program yang akrab dikenal masyarakat dengan pesantren kilat.
Namun lepas apapun nama dari kajian yang digelar, inti dari semuanya adalah betapa para santri, peserta didik dan umat Islam sangat berharap dalam Ramadan senantiasa mendapatkan keberkahan, termasuk dalam hal thalabul ilmi melalui beragam ruang yang ada. Wallahu a’lam. (Rosidi)