
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Bagi sebagian orang, momentum Dandangan bisa dijadikan sarana untuk mencicipi berbagai masakan dan kuliner. Baik tradisional maupun modern, berbagai produk dan makanan berjejer sepanjang jalan dari Alun-alun hingga perempatan Jember.
Intip ketan menjadi makanan tradisional yang hanya dijual saat momen tahunan jelang Ramadhan di Kudus ini. Penjual intip ketan bisa ditemui di samping jalan depan Rumah tahanan (rutan) kelas IIB Kudus, Demaan Kecamatan Kota Kudus.
Kuliner yang dibuat dari ketan ini hanya dijual Rp 3000 per biji dan pas disantap ketika baru matang. Elfina Kristiyani (22) penjual intip ketan ini mengaku per hari dalam event Dandangan bisa menghabiskan sekitar 550 – 600 bungkus per hari. Ratusan intip itu ia masak dari 6 sampai 12 kilo beras ketan.
Elfina menuturkan, makanan yang dijualnya memang cukup khas dan berbeda dari intip biasanya. Dengan mencampur ketan dengan santan, menjadikan intip miliknya terasa lebih gurih.
“Ini yang membedakan, saya pakai air santan setelah ketan dikukus, jadi lebih gurih,” terangnya sambil menggoreng intip ketan kepada pelanggan, Rabu malam (15/03/2023).
Lebih dari 10 tahun, keluarganya telah berjualan intip ketan ketika momentum Dandangan datang. Elfina bersyukur tahun ini ada Dandangan lagi sehingga ia bisa berjualan dan mencari tambahan rezeki.
Dibantu suami, Eko Prasetyo Wibowo dan dua saudaranya, Elfina berjualan dari jam 3 sore hingga jam 9 malam. Ia tetap membertahankan cita rasa intip ketannya sehingga banyak pelanggan yang bertahan untuk membeli kepadanya.
“Cirinya gampang, kalau orang cina beli dan suka, biasanya malah akan beli terus. Dan sini (dagangan saya, red) pelanggannya justru banyak orang tionghoa,” ujarnya.
Sementara itu, Eko Prasetyo, istri Elfina menjelaskan untuk memasak intip ketan harus dengan api kecil. Setelah dicampur kelapa, kata dia, ketan digoreng di atas wajan kurang lebih 1-2 menit, tanpa minyak goreng.
“Agak capeknya di sini memang, membolak-balikkan intip supaya tidak gosong, dan matangnya merata,” imbuhnya.
Intip ketan disajikan dengan daun pisang. Kesan makanan tradisional begitu kental pada makanan satu ini. Selain gurih, juga terasa manis karena tambahan gula pasir.
Salah satu pembeli asal Desa Janggalan, Novita Rahmawati mengaku sudah beberapa kali membeli intip ketan ketika event Dandangan digelar. Menurutnya, selain tradisional, makanan satu ini juga enak dan gurih.
“Rasanya gurih karena ketan dan kelapanya, enak. Senang saja sih, apalagi ini makanan tradisional yang enak buat camilan,” kata Novi.(sim/adb)