
SURABAYA, Suaranahdliyin.com – Ketua Umum PBNU yang juga Guru Besar H.C UIN Sunan Ampel, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA mengisi kuliah umum di UIN Sunan Ampel (UINSA), Surabaya, pada pekan pertama Maret lalu. Kuliah umum ini membahas tema “Islam Nusantara, Radikalisme dan Geo Politik Global”, acara ini dihadiri ratusan mahasiswa Pascasarjana UINSA.
Direktur Pascasarjana UINSA, Prof. DR. H Husein Aziz, M.AG., dalam sambutannya, menyampaikan, tema Islam Nusantara diusung, karena keprihatinan terhadap maraknya maraknya radikalisme dewasa ini.
‘’Radikalisme yang ada di kampus itu karena kehausan ideologi, orang haus itu akan minum apa saja yang disajikan meskipun basi, nanti baru sadar setelahnya. Orang haus ideologi, jangankan radikalisme, ISIS pun akan dimasuki. Oleh karena itu, Islam Nusantara harus dibumikan,’’ katanya.
Said Aqil, pada kesempatan itu mengulas banyak hal, mulai dari sejarah, politik, budaya Timur Tengah hingga perjuangan Rasulullah dalam menyatukan umat. “Umat yang dimaksud Nabi Muhammad yaitu umat secara keseluruhan, baik Muslim maupun Non Muslim., Rasulullah mengajak bersatu, konsiliasi, bukan membenturkan antara Muslim dengan Non Muslim,” tegasnya.
Dikatakannya, bahwa Rasulullah tidak pernah mendirikan negara Islam. Yang didirikan Rasulullah adalah citizenship kewarganegaraan, yaitu Negara Madinah. “Islam Nusantara bukan mazhab, bukan aliran, tetapi tipologi, mumayyizaat, khashais,” jelasnya.
Ditambahkannya, Islam Nusantara bukanlah Islam yang anti-Arab dan Islam yang benci Arab. “Islam santun, berbudaya, ramah, toleran, berakhlak, dan berperadaban. Inilah Islam Nusantara. Mari kita jadikan budaya sebagai infrastruktur agama. Kita jadikan Indonesia kiblatnya budaya,” tuturnya.
Ia menyontohkan, sarung atau baju batik sebagai bentuk budaya. Sarung digunakan untuk salat dan beribadah. “Jangan di balik. Agama untuk budaya. Gamis untuk demo. Itu enggak bener,” katanya.
Dia pun menyebut ada empat tantangan yang dihadapi umat, yaitu kezaliman dalam berpolitik, kezaliman di bidang ekonomi, kezaliman di bidang moneter, dan kezaliman di bidang Ilmu. (mid/ ros)