SEMARANG, Suaranahdliyin.com – Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Uswah Kota Semarang, menyelenggarakan pengajian akbar dalam rangka memeringati Maulid Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam 1446 H/ 2024 M.
Acara yang diikuti para santri dan jamaah lain yang hadir, selain dilakukan pembacaan Kitab Maulid Al-Barzanji, didaulat untuk menyampaikan tausiayha pada kesempatan itu adalah Kiai Muhajir dari Kota Salatiga.
Salah satu poin penting yang disampaikan oleh Kiai Muhajir adalah, bahwa memeringati Maulid Nabi tidak cukup hanya dengan hanya membaca shalawat saja.
“Yang harus diperhatikan adalah, memeringati Maulid Nabi itu juga dengan mengikuti tindak lampah (perilaku/ teladan) Kanjeng Nabi,” tuturnya.
Di antara teladan Kanjeng Nabi, yaitu memiliki rasa malu. Rasa malu ini mensti menjadi perhatian serius, karena sudah banyak yang meninggalkannya.
“Di antara memili rasa malu itu adalah bersikap tawadlu, khususnya di hadapan guru atau kiainya,” katanya.
Pengasuh Ponpes Al-Uswah, KH M Thoyyib Farchany mengingatkan kepada jamaah yang hadir, akan pentingnya memuliakan dengan cara menghormati Kanjeng Nabi.
Menurutnya, semua orang bisa menghormati Maulid Nabi dengan caranya masing-masing. “Sebagai santri, ya dengan cara mengaji dan menuntut ilmu dengan tekun. Wali santri bekerja dengan ikhlas untuk mendapatkan rizki yang halal. Tukang sound di samping saya ini dengan cara sound system bekerja dengan baik, tidak berdengung,” ujarnya. (rls/ ros, adb, rid)