
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Pengasuh Ponpes Darul Falah Bareng Jekulo KH. Ahmad Badawi Basyir menerangkan biografi singkat pengarang Dalail Khairat, Syaikh Abi Abdillah bin Muhammad bin Sulaiman Al-Jazuli.
“Beliau Syaikh Abi Abdillah merupakan ahli sufi yang dilahirkan di Kota Fez pada 1402 M / 807 H,” tuturnya pada acara Maulid Nabi Muhammad dan Haul Abi Abdillah bin Muhammad bin Sulaiman Al-Jazuli, Rabu (13/11/19).
KH. Ahmad Badawi menceritakan kehidupan Syaikh Abi Abdillah dihabiskan untuk ilmu dan tirakat serta taqarrub kepada Allah. Beliau belajar dasar-dasar agama di Kota Suz. Kemudian ke Kota Fez, Maroko yang terkenal memiliki banyak ulama dan ahli thoriqoh.
“Setelah belajar dasar-dasar agama, beliau pergi berkelana ke Marokez. Pulang lagi ke Fez lalu berkelana lagi ke Mesir, Baghdad, Andalusia dan kota-kota lain. Belum cukup, beliau juga melakukan suluk dan bertapa 13 tahun di dalam gua,” sebut kiai yang akrab disapa Gus Badawi Basyir ini.
Kiai Ahmad Badawi juga menyebut jika Syaikh Abi Abdillah memiliki wiridan favorit. Yaitu kalimat thoyyibah Bismillahirrohmanirrahim beribu-ribu kali setiap hari.
“Ada yang mengatakan beliau membaca bismillah itu 100.000 sehari,” jelasnya.
Semasa hidupnya, kata Kiai Ahmad Badawi, Syaikh Abi Abdillah memiliki 12.300 murid yang kesemuanya menjadi penyalur amalan Dalail Khairat ke seluruh dunia. Salah satu keramatnya bahkan sampai wafatnya, Syaikh Abi Abdillah bisa membawa kedamaian dan kemenangan di daerah di mana jasadnya dikuburkan.
“Bahkan ada cerita makamnya beliau pernah dipindah hingga beberapa kali karena berharap berkah kedamaian dan kemenangan dari beliau,” katanya.
Ia menambahkan tujuan acara haul ini supaya doa, rahmat dan amal sholeh bisa wushul serta sambung pada Nur Muhammad.
Sementara itu, cendekiawan muslim asal Mesir, Syaikh Ibrahim bin Abdul Karim bin Abdul Azis al-Mishri menerangkan keutamaan sholawat dan alasan Syaikh Abi Abdillah mengarang kitab Dalail Khairat.
Turut hadir dalam acara tersebut, Rais PCNU Kudus KH.Ulil Albab Arwani, pengasuh pesantren Lirboyo Kediri KH. Abdullah Kafabihi Mahrus dan sejumlah ulama lain serta para santri alumni pesantren Darul Falah.(rid/adb,ros)