
KUDUS,Suaranahdliyin.com – Mengubah sampah menjadi emas memang tampaknya mustahil. Tapi di Bank Sampah Muria Berseri desa Gondangmanis Bae Kudus. hal itu bisa dilakukan. Dengan menabung sampah, masyarakat bisa menukarnya menjadi tabungan emas.
Bank Sampah Muria Berseri menjadi satu-satunya bank sampah yang menerapkan sistem menabung dalam bentuk emas. Bank sampah yang berdiri sejak tahun 2012 kini menjadi binaan Pegadaian Kudus itu dapat menampung berbagai sampah jenis organik dan anorganik menjadi barang yang bernilai ekonomi.
Diana Kristiowati, Ketua Bank Sampah Muria Berseri mengatakan bank sampah ini berawal dari inisiasi warga dibantu Muria Indah Dinas Lingkungan Hidup Kudus yang peduli terhadap keberadaan sampah. Melalui program bank sampah tersebut, Diana ingin menyadarkan masyarakat akan pentingnya memilah dan mengelola sampah yang setiap hari bertambah.
“Kam ingin mengedukasi, menyadarkan masyarakat pentingnya memilah sampah, juga supaya bisa mengubah perilaku masyarakat yang dalam mengelola sampah,” katanya, Rabu (20/7).
Salah satu keunggulan program bank sampah Muria Berseri ialah adanya kesempatan bagi nasabah untuk mengubah tabungannya menjadi emas. Setelah nasabah memilah dan menabung sampah ke bank sampah muria Berseri, hasil tabungannya akan ditukar menjadi emas, lewat bantuan pegadaian.
“Karena prinsip kami adalah memilah sampah menabung emas, jadi nasabah dapat menabung emas dengan sampah,” ungkapnya.
Tak hanya ditabung menjadi emas, Bank Sampah Muria Berseri juga mengelola sampah-sampah yang dikumpulkan menjadi barang kreasi dan barang layak jual. Berbagai kerajinan tangan dari tutup botol, botol minuman, sampah plastik disulap menjadi pernak-pernik yang cantik dengan berbagai bentuk.
“Ada bros, tempat minum, keranjang, vas bunga, tempat lampu, dan sebagainya. Pokoknya barang kreasi di sini terbuat dari sampai semua,” ujarnya.

Diana juga menceritakan, sampah dari para nasabah akan disortir dulu sesuai dengan jenisnya, apakah menjadi barang layak buang, barang layak jual atau barang layak kreasi. Selain itu, sampah-sampah yang ditabung akan diolah dengan bantuan CSR menjadi pupuk organik yang nantinya akan dikembalikan kepada nasabah.
Sejauh ini, sambung Diana, sudah ada 284 nasabah yang menabung di Bank Sampah Muria Berseri. Nasabah tidak hanya berasal dari perumahan Muria Indah saja, melainkan dari berbagai desa di Kabupaten Kudus. Adapun untuk menabung sampah, dijadwalkan dua kali dalam seminggu, yaitu hari Rabu dan Minggu.
“Banyak yang tertarik menabung sampah di sini, karena menjadi satu-satunya bank sampah se karesidenan Pati yang dikelola pegadaian dan dapat ditukar dalam bentuk emas,” terangnya.
Nasabah dapat melihat jumlah tabungannya dari buku tabungan yang dipegang nasabah ataupun melalui aplikasi si Tampan (Sistem Tabungan Sampah Andalan). Dengan inovasi dan keunggulannya tersebut, Diana membeberkan bahwa Bank Sampah yang dikelolanya itu pernah meraih 10 besar lomba bank sampah tingkat nasional yang diadakan oleh Perusahaan Astra Motor.
Lebih lanjut, Diana berharap Program Bank Sampah Muria Berseri dapat menjadi pusat atau rujukan bagi bank sampah lain dalam mengelola sampah.
“Semoga bisa mengedukasi yang lain, karena di sini tidak hanya memilah sampah, tetapi juga mengelolanya menjadi barang bermutu seperti eco enzim, handycraft, pupuk, dan lain-lain,” ungkapnya.
“Jika ingin menabung di bank sampah kami juga mudah dan gratis, tinggal bawa fotokopi KTP dan sampah yang hendak ditabung,”terangnya.
Salah satu nasabah bank sampah, Siti Nur Hamidah mengaku tertarik menabung di bank sampah tersebut. Selain merapikan sampah di rumahnya, juga bisa untuk tabungan tambahan baginya.
“Sampah-sampah di rumah yang berserakan biar keliatan rapi, saya pilah di sini. Lumayan untuk tabungan tambahan,”ungkapnya.(sim/rid)