
BOYOLALI, Suaranahdliyin.com – Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali menggelar “Ngaji Bareng dan Wawasan Penanggulangan Bahaya Narkoba” di NU Center Wonosegoro, Sabtu (22/10/2022) malam.
Kegiatan tersebut dalam rangka memeringati Maulid Nabi Muhammad, Hari Santri Nasional (HSN) dan Sumpah Pemuda 2022, ini dihadiri perwakilan Polsek Wonosegoro, jajaran MWC NU, Muslimat, GP Ansor – Banser, Fatayat, IPNU – IPPNU dan Pagar Nusa.
Kiai Zaini al Hafidz, dalam tausiyahnya, menegaskan, bahwa penciptaan Nabi Muhammad adalah rahmat terbesar bagi kehidupan. “Maka sebagai wujud rasa cinta kepada Rasulullah, salah satunya diwujudkan dengan menggelar peringatan Maulid Nabi,” katanya.
Terkait kegiatan ini, dia mengapresiasi positif, dan sebagai upaya baik pemberian wawasan penanggulangan bahaya narkoba, dan terkhusus untu mewujudkan rasa mahabbah kepada Kanjeng Nabi. “Termasuk membiasakan kegiatan positif di musala, masjid dan di tengah masyarakat, adalah wujud kecintaan kita kepada Nabi, sekaligus rasa syukur sebagai santrinya KH M Hasyim Asy’ari,” ujarnya.
Sementara itu, di tengah momentum peringatan Sumpah Pemuda, lanjut Kiai Zaini, mengingatkan akan pentingnya mengokohkan kesatuan di antara pemerintah dan ulama, agar mampu memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat. “Semoga pengurus NU sampai di tingkat ranting, mampu mengisi Negara dengan kemaslahatan,” harapnya.
Kanit Bimas Polsek Wonosegoro, Heru Mulyono, pada kesempatan itu menjelaskan tentang banyaknya dampak negatif mengonsumsi narkoba. Di antaranya cepat marah dan cepat tersinggung, yang berimbas pada hubungan tidak baik kepada keluarga maupun kawan atau tetangga.
“Bila kita mengetahui saudara atau tetangga mengonsumsi narkoba, sebaiknya ditegur dengan baik dan diberi nasihat dari hati ke hati dulu. Namun, kalau memang susah dinasihati, bisa dilaporkan ke pihak yang berwajib untuk diproses secara hukum,” paparnya.

Lebih lanjut disampaikan, agar tidak terjerumus memakai narkoba, bisa dengan meningkatkan iman dan takwa. “Kemudian memperhatikan atau memilih teman bergaul, mengembangkan kedewasaan diri, berlatih mengatasi masalah, serta membangun kepercayaan diri,” imbuhnya.
Sedang Ketua MWC NU Wonosegoro, Kiai Yahya, mengungkapkan rasa gembiranya karena NU Center yang belum jadi, telah dipergunakan untuk penyelenggaraan sejumlah kegiatan positif keagamaan dan kemasyarakatan, sehingga nampak kemanfaatannya. (siswanto ar/ ros, adb, rid)