Expo Mbah Nyai Mangu Pasuruhan Kidul, Pengunjung Melonjak Tiga Kali Lipat dari Tahun Sebelumnya

0
120
Kunjungan Camat Jati beserta BPD dan perangkat desa di salah satu stand

KUDUS,Suaranahdliyin.com – Expo Mbah Nyai Mangu 2025 sukses digelar selama tiga hari berturut-turut, 17–19 Juli 2025, di desa Pasuruhan Kidul, Kecamatan Jati. Gelaran ini menjadi magnet ekonomi dan budaya desa yang menampilkan lebih dari 50 stand UMKM, wahana bermain anak, serta panggung seni lokal yang meriah.

Expo resmi dibuka oleh Camat Jati Muchammad Zainuddindidampingi PJ Kepala Desa Pasuruhan Kidul M. Isa Anshori, para Ketua RT/RW, Ketua PKK, Muslimat, tokoh agama dan masyarakat, serta perwakilan dari ormas keagamaan seperti NU. Kehadiran para tokoh tersebut menandai tingginya dukungan terhadap geliat pemberdayaan masyarakat desa.

Menurut PJ. Kades Pasuruhan M. Isa Anshori menilai pengunjung expo tahun ini mencapai hampir tiga kali lipat dibanding tahun lalu. Meski ramai, suasana tetap kondusif. Panitia dinilai berhasil merancang kegiatan dengan kreatif dan terorganisir, termasuk dalam strategi promosi dan tata letak lokasi expo yang ramah pengunjung.

“Expo ini membuktikan bahwa potensi desa sangat besar jika dikelola bersama. Gotong royong dan semangat warga adalah modal utama,” ujarnya.

Senada, Ketua Panitia Expo, H. Yusuf Ilhami menambahkan peserta UMKM sangat antusias. “Banyak yang berharap expo ini digelar rutin dan waktunya ditambah di tahun mendatang.”katanya.

Pengunjung Expo

Selain produk makanan dan jasa, penampilan seni dari sekolah, komunitas budaya, dan seniman lokal turut menyemarakkan acara. Ragam pertunjukan tersebut mendapat respons positif dan meningkatkan rasa bangga terhadap budaya desa.

Para pelaku UMKM pun mengaku puas dengan hasil expo, baik dari sisi penjualan maupun promosi produk. Tak sedikit dari mereka yang berharap kegiatan serupa terus berlanjut sebagai wadah tumbuhnya ekonomi kreatif berbasis desa.

Expo Mbah Nyai Mangu 2025 tidak hanya menjadi ruang perayaan, tapi juga menjadi simbol kebangkitan desa. Dari panggung budaya hingga lapak dagang, seluruh elemen masyarakat bergerak bersama untuk menunjukkan bahwa desa bisa menjadi pusat inovasi, ekonomi, dan budaya sekaligus.(M. Choirul Hidayat/adb)

Comments