
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Universitas Negeri Semarang (UNNES) melalui tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) menggelar Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) jurnalistik intensif bagi guru pembimbing media sekolah/madrasah di lingkungan Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Kudus. Diklat dua hari ini, 16-17 Juni 2025, berlangsung di aula Dojo SMK NU Ma’arif Kudus.
Diklat ini melibatkan sejumlah dosen dari dua kampus negeri di Semarang, yakni Abdul Arif, Edi Subkhan, dan M Nazil Iqdami dari Prodi Teknologi Pendidikan UNNES, serta Farida Rachmawati dari Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Walisongo. Tiga mahasiswa UNNES, Rian Aryandani, Ari M Widyatama, dan M Rahka, turut berkontribusi dalam diklat yang diikuti sekitar 30 guru.
Pembukaan Diklat dihadiri jajaran pengurus LP Ma’arif NU PCNU Kabupaten Kudus, di antaranya Ketua Ridlwan, S.Pd.I.; Sekretaris Muhammad Zaenul Anwar, S. Pd.I., MM; dan Bendahara Nur Aziz, S.Ag.
Pentingnya Jurnalis sebagai Mata Dunia
Ridlwan berharap diklat jurnalistik ini tak hanya menyasar guru tingkat MA/SMA/SMK, tetapi juga MTs/ SMP. Ia menegaskan vitalnya peran jurnalis dalam diseminasi informasi, mengutip wahyu pertama Nabi Muhammad, “Iqra,” yang berarti membaca.
“Membaca itu penting. Membaca situasi, perubahan, kondisi, dan sebagainya. Ini inspirasi bagi kita untuk membuka cakrawala kita tentang dunia. Jurnalis itu mata dunia. Kita tahu berita hari ini Israel dan Iran perang karena ada jurnalis. Kalau tidak ada mereka, ya kita tidak tahu,” ujar Ridlwan.
Menurut Ridlwan, jurnalis memiliki kekuatan besar. Mereka bisa menenangkan dunia dengan mewartakan kebenaran, namun juga bisa menghancurkannya dengan berita bohong. Oleh karena itu, ia berpesan agar guru Ma’arif mengajarkan murid untuk tidak menyebarkan informasi tidak benar atau hoaks.
“Siapa tahu anak-anak yang Bapak Ibu dampingi ada yang jadi jurnalis populer seperti Rosi, Najwa, Aiman, dan lainnya,” imbuhnya penuh harap.
Tingkatkan Kapasitas Guru untuk GLM
Abdul Arif, ketua tim pengabdi dari UNNES, menjelaskan bahwa diklat jurnalistik bertujuan meningkatkan kapasitas guru agar optimal mendampingi murid.
Ia juga menyampaikan instruksi dari Ketua LP Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah, terkait pembentukan tim khusus Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) di setiap cabang, sebagai motor penggerak literasi di sekolah dan madrasah.
“Setelah pelatihan ini, kami harapkan ada forum komunikasi sebagai wadah berbagi dan berkolaborasi dalam gerakan literasi,” terangnya.
Gandeng Jurnalis Kudus
Untuk memastikan inisiatif gerakan literasi berkelanjutan, tim UNNES menggandeng dua jurnalis senior di Kudus: Rosidi, eks jurnalis Suara Merdeka yang kini pembina Majalah Ath-Thullab MA NU TBS Kudus dan M Qomarul Adib, Pemimpin Umum Suaranahdliyin.com.
Keduanya berbagi pengalaman seputar penulisan berita dan feature. “Para guru bisa berkolaborasi dengan praktisi media dalam banyak hal, termasuk diseminasi informasi,” lanjut Arif menambahkan. (mail, gie, luh/ rid)