Daulat Budaya Nusantara Putaran Ketiga Digelar di Purwakarta 

0
889
Gelaran Daulat Budaya Nusantara putaran ketiga di Purwakarta, belum lama ini

PURWAKARTA, Suaranahdliyin.com – Putaran ketiga Daulat Budaya Nusantara, digelar di Purwakarta, Jawa Barat, pada Selasa (14/11/2023) malam lalu, tepatnya di daerah wisata Giri Tirta Kahuripan, Desa Wanayasa.

Ruwatan Nusantara kali ini menampilkan Pagelaran Wayang Golek semalam suntuk, dengan Lakon Wayang Ruwatan, dan yang menarik adalah pertunjukan dua dalang kondang Ki Sujiwo Tejo bersama Ki Bathara Sena Sunandar Sunarya, putera dari Maestro Wayang Golek, Ki Asep Sunadar Sunarya.

Pagelaran Wayang Golek semalam suntuk ini juga berkolaborasi dengan para seniman dan budayawan di tatar sunda. Di antaranya ada Kang Budi Dalton, Sisca Gusheng, Man Jasad, Trie Utami, Enang Rokajat Asura, Mayang Krismayanty dan Iman Ulle.

“Ruwatan Nusantara ini adalah sangat penting untuk menyeimbangkan energi, baik energi alam, maupun energi manusianya. Saya sangat senang sekali, malam ini untuk ketiga kalinya Daulat Budaya Nusantara bersama para seniman dan budayawan berkumpul untuk Meruwat sekaligus Merawat Nusantara,” kata Teguh Haryono, selaku inisiator Ruwatan Nusantara.

Tak disangka, gerimis sejak sore tidak menyurutkan warga untuk berbondong-bondong datang menyaksikan pagelaran Wayang Golek semalam suntuk. Mereka penasaran dengan adanya dalang Ki Sujiwo Tejo yang biasa menggelar Wayang Kulit berkolaborasi bersama Ki Bathara Sena Sunandar Sunarya dengan wayang goleknya.

“Wayang Golek Wayang Kulit itu mah sama, sama-sama kebudayaan Nusantara yang wajib dirawat urang sadayana. Ceritanya pun bisa di kolaborasikan bersama dan ditambah penampilan dari para seniman yang ingin melestarikan kebudayaan Nusantara. Sok boleh disaksikeun penampilannya Cepot bersama Mah Tejo,” terang Ki Bathara Sunandar Sunarya dalam pembuka pagelaran itu.

Lakon Wayang Ruwatan di Purwakarta ini memang unik, tidak hanya dari sisi penampilan para dalang, namun juga penampilan para seniman yang sepenuh hati menyampaikan pesan ruwatan dalam karyanya pada saat di panggung. Mereka memaknai Sadewa yang melakukan perjalanan spiritual menjadi Sudamala dengan banyak sudut pandang ketika meruwat Raksasi Durga kembali menjadi Dewi Umayi.

“Karena Nusantara ini sudah kotor, perlu diruwat, dirawat urang sadaya,” tegas Budi Dalton dalam penampilanya. “Orang bilang yang diruwat adalah alam, ternyata yang diruwat adalah manusianya,” Trie Utami menimpali.

“Nusantara perlu diruwat, karena sudah jauh dari kemanusiaan dan keadilan yang diajaran Prabu Siliwangi,” Enang Rokajat Asura menegaskan. “Nusantara sudah tua, sehingga perlu dibarukan lagi menjadi Newsantara,” paparnya.

Warga masyarakat yang mendengar makna makna Wayang Ruwatan ini pun bertepuk tangan mengamini apa yang disampaikan para seniman dan budayawan di panggung pagelaran. Tepuk tangah meriah para penonton seperti memberikan pernyataan sepakat atas pesan-pesan dari pagelaran Wayang Golek semalam suntuk ini.

Bahkan, warga bertahan sampai akhir pertunjukan hingga pukul tiga lebih tiga puluh menit. Mereka menunggu foto bersama para seniman dan budayawan yang mengapit dua dalang kondang Ki Sujiwo Tejo dan Ki Bathara Sen Sunandar Sunarya.

Tak lupa, para penonton juga menyalami Pandawa Lima yang menginisiasi Daulat Budaya Nusantara, Teguh Haryono, Sujiwo Tejo, Benny Zakaria Kurniawan, Abdullah Hamid dan Paox Iben Mudhaffar.

“Ruwatan di Pulau Jawa sudah selesai, sekarang kami bergerak kearah Indonesia Timur, awal bulan nanti, tepatnya tanggal 2 Desember 2023 di Alor Nusa Tenggara Timur.  Saya mohon doa restu seluruh masyarakat nusantara untuk kelancaran Ruwatan Nusantara ini,” ungkap Gus Benny Zakaria. (rls/ mid, ros, adb, rid)

Comments