Abdul Arif, Kartunis Asal Kudus Juarai Lomba Kartun Internasional di Turki

0
4395
Kartunis asal Kudus, Abdul Arif dengan karyanya

SEMARANG, Suaranahdliyin.com – Kabar gembira turut mewarnai perkembangan kartun di Kota Semarang. Kartunis muda Abdul Arif, dinobatkan sebagai pemenang lomba kartun internasional di Turki pada Sabtu (11/2/2018).

Dalam lomba bertajuk “5th KalDer Bursa International Cartoon Contest, Turkey” itu Arif meraih penghargaan dengan titel “First Prize”. “Alhamdulillah. Ini penghargaan internasional pertama saya selama tujuh tahun menggeluti seni kartun,” kata ketua Gold Pencil itu, Selasa (13/2/2018).

Lomba kartun internasional KalDer Bursa dibuka sejak 30 Oktober 2017 lalu dengan mengusung tema “Managing Transformation”. Arif mengirimkan dua buah karya dalam lomba itu. Informasi dari panitia, ada sebanyak 607 kartun yang masuk ke panitia lomba. Karya tersebut berasal dari 262 kartunis dari 43 negara.

Pada 22 Januari 2018, Kalder Bursa merilis 112 karya yang masuk nominasi. Karya tersebut telah melewati penjurian awal. Satu karya Arif masuk dalam daftar nominasi tersebut. Karya tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai pemenang setelah penjurian akhir pada 9 Februari 2018.

Pemenang lainnya, karya Vladimir Kazanevsky dari Ukraina (Second prize), Constantin Sunnerberg dari Belgia (Third Prize), Giant Sugianto dari Indonesia (Mention 1), Zlatko Krstevski dari Macedonia (Mention 2) dan Nikola Listes dan Kroasia (Mention 3). Satu lagi  Kürsat Zaman dari Turki mendapat Special prize dari Anatolian Caricaturists Society.

“Kartun yang menang itu saya beri judul ‘Transformation’. Sama dengan tema yang diusung,” kata Arif yang juga lulusan MA NU Al-Hidayah Getasrabi, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus itu.

Arif menjelaskan, karya tersebut merupakan visualisasi transformasi media cetak ke digital. Seorang ayah didampingi anaknya digambarkan Arif sedang menata buku. Buku-buku itu tampak menumpuk memenuhi ruangan yang kemudian disusun ke dalam rak berbentuk gawai.

“Yang lagi tren memang isu media digital. Saya tertarik untuk membuat kartun dengan isu itu,” kata mahasiswa Kurikulum dan Teknologi Pembelajaran Pascasarjana Unnes itu.

Bagi Arif, penghargaan tersebut sangat berarti baginya. Pria kelahiran Kudus 11 Mei 1989 itu memulai belajar menggambar kartun sejak tahun 2000.  Selama tujuh tahun belajar, baru kali ini karyanya menang lomba. Tahun lalu, karyanya hanya mentok sebagai finalis di Korea, China, Luksemburg, Belgia, Tunisia dan Turki.

Arif saat ini aktif belajar kartun bersama sejumlah kartunis yang tergabung di dalam Gold Pencil Indonesia. Selain sebagai komunitas, Gold Pencil juga sebagai lembaga yang bergerak di dalam pengembangan dan kajian kartun. Arif didapuk sebagai ketua di komunitas itu.

“Capaian ini jadi motivasi bagi saya agar lebih giat lagi. Juga buat teman-teman kartunis di Semarang agar tetap semangat menggambar,” katanya. (ros)

Comments