PATI, Suaranahdliyin.com – Rapat Kerja Dinas (Rakerdin) ketujuh LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah yang ketujuh, digelar di New Merdeka Hotel, Kabupaten Pati, pada Sabtu (29/2/2020).
Rakerdin ini dihadiri KH. Ubaidullah Shodaqoh (Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah), R. Andi Irawan (Ketua LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah), KH. Aniq Muhammadun (Rais Syuriah PCNU Pati), H. Yusuf Hasyim (Ketua PCNU Pati), dan para Ketua LP Ma’arif NU dari Rembang, Cabang Istimewa Lasem, Blora, Kudus, Pati dan Jepara.
Nampak pula Dr. Ainurrafiq M.Ag. (Kepala Sub Direktorat Bina Guru dan Tenaga Kependidikan MI/MTs Ditjen GTK Kemenag RI), H. Haryanto SH. MM. M.Si (Bupati Pati), perwakilan dari Kemenag Pati, dan ratusan Kepala Madrasah/ Sekolah di bawah LP Ma’arif dari Wilayah I tersebut.
R. Andi Irawan dalam sambutannya, mengatakan, Rakerdin ini adalah agenda tahunan yang digelar LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah. “Forum menjadi media silaturahim antara pengurus wilayah, cabang, dan kepala madrasah/sekolah. Juga sebagai media sosialisasi program-program yang telah disepakati dalam Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil),’’ ungkapnya.
Dia menyampaikan, Rakerdin juga merupakan saran sharing gagasan. “Total peserta yang hadir dalam Rakerdin di Kabupaten Pati ini, tak kurang dari 781 kepala madrasah/sekolah dari LP Ma’arif di Wilayah I,’’ terangnya.
Diharapkan, lanjutnya, di era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0, Kepala Madrasah/Sekolah Ma’arif jangan sampai tidak dapat menyesuaikan zaman. ‘’Di era ini, ada fenomene lost ideologi (kehilangan ideologi). Maka LP Ma’arif harus hadir untuk menguatkan Aswaja An-Nahdliyah sebagai ideologi yang moderat,’’ tuturnya.
Bupati Pati, H. Haryanto, memandang Rakerdin sebagai kegiatan yang luar biasa, karena dihadiri perwakilan dari banyak daerah. “LP Ma’arif ini lebih banyak dari lembaga pendidikan yang dikelola pemerintah. Saya sering diundang di kegiatan MI, MTs, maupun MA,” kata orang nomor satu di Bumi Minatani tersebut.
Dikatakannya, pihaknya telah alokasi dana di Pati sekitar Rp 10,2 miliar untuk Madrasah Diniyah (Madin). “Termasuk guru honorer juga kita perjuangkan, agar dapat gaji layak. Bahkan sampai takmir masjid dan pengasuh pondok pesantren, kita perjuangkan untuk mendapat tali asih,” katanya. (ibda/ ros, adb, rid)