KUDUS, Suaranahdliyin.com – Pengasuh Ponpes Raudlatuth Thalibien, Leteh, Rembang KH. A. Musthofa Bisri (Gus Mus) membawakan tiga puisinya dalam acara Panggung Penyair Asia Tenggara di Menara Kudus, Sabtu (29/06/19). Kiai yang juga penyair kondang itu mendapat sambutan meriah dengan ketiga puisinya yang berjudul Hanien, Mulut dan Tadarus.
Pada kesempatan itu, Gus Mus mengawali pentasnya dengan mengusulkan agar event ini dijadikan agenda rutin sebagai Festival Kesenian Menara Kudus. Tidak hanya mengundang seniman-seniman dari Asia Tenggara tetapi juga seluruh dunia.
“Saya usulkan ini dilanggengkan menjadi festival kesenian Menara Kudus, tidak hanya mengundang tokoh-tokoh seniman dari Asia Tenggara, tetapi juga seluruh dunia,” usulnya diikuti riuh tepuk tangan hadirin.
Hanien menjadi puisi pertama yang Gus Mus bacakan dalam acara yang diselenggarakan oleh panitia Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) bekerja sama dengan Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) itu. Gus Mus mengatakan Hanien termasuk puisi untuk anak-anak muda yang sajaknya memuat romantisme kerinduan.
“Puisi yang akan saya baca ini puisi anak muda, dikonsumsi yang muda-muda, judulnya Hanien,” kata Gus Mus.
Berikut puisi selengkapnya :
Hanien
Mestinya malam ini bisa sangat istimewa
Seperti dalam mimpi-mimpiku selama ini
Kekasih jemputlah aku
Kekasih sambutlah aku
Aku akan menceritakan kerinduanku dengan kata-kata biasa
Dan kau cukup tersenyum memahami deritaku
Lalu kuletakkan kepalaku yang penat
Diharibaanmu yang hangat
Kekasih, tetaplah di sisiku
Kekasih, tataplah mataku
Tapi seperti biasa
Sekian banyak yang ingin ku katakan tak terkatakan
Sekian banyak yang ingin ku acungkan diambil alih air mataku
Kekasih, dengarlah dadaku
Kekasih, bacalah air mataku
Malam ini belum juga seperti mimpi-mimpiku selama ini
Malam ini lagi-lagi kau biarkan sepi mewakilimu
Baca Juga : “Tadarus” Jadi Puisi Penghormatan Gus Mus untuk Sunan Kudus
(rid/adb)