Poster Infomasi Tarif Parkir Pun Hilang

0
1146
  • Sisi Lain di Sekitar Makam Kiai Sholeh Darat (Bagian 2 – Habis)
Upaya pembinaan oleh pertugas kepolisian kepada para pemuda terkait masalah parkir.

SEMARANG, Suaranahdliyin.com – Sebenarnya Pemerintah Kota Semarang maupun Polrestabes Semarang sudah melakukan tindakan untuk mengantisipasi adanya ‘’pemalakan’’ oleh juru parkir liar di seputaran makam KH. Sholeh Darat.

Upaya mengantisipasinya, dengan melibatkan Camat Semarang Selatan, Lurah Randusari dan Polsek Semarang Selatan untuk membina para pemuda yang tinggal di  sekitar makam Bergota.

Tak kurang, Walikota Semarang Hendrar Prihadi, yang sering hadir dalam Haul KH. Sholeh Darat setiap tahun, telah memerintahkan jajarannya untuk menangani masalah itu. Keluhan masyarakat telah didengar dan diperhatikan. Pada Selasa (11/6/2019) lalu,  Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkot Semarang, juga menggelar rapat di Balaikota, merespons persoalan parkir di Bergota.

Rapat menghadirkan unsur Dinas Perhubungan, Satuan Polisi Pamong Praja, Polsek Semarang Selatan, Koramil Semarang Selatan, Camat Semarang Selatan, Lurah Randusari, serta panitia Haul KH. Sholeh Darat.

Kabag Kesra Pemkot Semarang, Ari Djoko Santoso, meminta agar Haul KH. Sholeh Darat diurus dengan baik. Yaitu para peziarah dilayani dengan maksimal, diberi kenyamanan dengan dipasang tenda tratak, disuguhi makanan dan minuman saat Haul, serta dijaga kendaraannya oleh Satpol PP, Linmas dan dibantu pengawasan keamanan dari Polri dan TNI.

“Pemkot Semarang berkomitmen melayani dengan baik. Kita upayakan peziarah di makam KH. Sholeh dan di Bergota secara umum, merasa nyaman. Kami akan pasang tratak agar tidak kepanasan saat berdoa. Dan kami minta agar parkir ditata yang baik. Satpol PP akan dikerahkan,” paparnya dalam  rapat koordinasi (Rakor) tersebut.

Dalam  Rakor itu juga dibahas, apabila  ada penarikan uang jasa parkir dari peziarah, maka harus sesuai Peraturan Daerah (Perda) Kota Semarang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Retribusi Jasa Umum.

Yaitu tarif parkir di jalan umum adalah Rp 2 ribu untuk kendaraan roda dua, Rp 4 ribu untuk kendaraan roda empat, dan Rp 25 ribu untuk bus besar. “Apabila ada penarikan uang parkir melebihi ketentuan Perda Kota Semarang yang berlaku, berarti tindakan kriminal alias pemerasan,” tegasnya.

Sedang rekomendasi dalam Rakor itu, antara lain memberi pembinaan kepada para juru parkir, pejabat Kecamatan Semarang Selatan bersama pejabat Kelurahan Randusari didampingi Bhabinkamtibmas kelurahan Randusari Aipda Metrizal  memberi pembinaan dengan menyampaikan pesan Kamtibmas kepada para pemuda juru parkir parkir, agar memungut jasa parkir sesuai tarif yang semestinya.

Selanjutnya, memasang papan informasi tarif parkir. Tujuannya, agar pengunjung mengetahui berapa rupiah yang patut dia bayarkan apabila diminta uang parkir. Pada Kamis (13/6/2019) siang, sekitar pukul 13.00, panitia haul KH. Sholeh Darat menempel tujuh lembar poster berisi informasi tarif parkir sesuai Perda nomor 2 tahun 2012.

Poster-poster tersebut dipasang di tempat-tempat yang mudah dilihat pengunjung makam. Namun panitia mendapat protes dari sekelompok pemuda penjaga parkir. Seorang pemuda berkaus doreng oranye berlogo organisasi Pemuda Pancasila, memprotes panitia yang sedang menempel poster.

Yudi Prasetyawan, panitia Haul KH. Sholeh Darat yang diprotes, pun memberi penjelasan kepada para pemuda itu.  Bahwa penempelan informasi parkir itu adalah hasil rekomendasi Rakor di Balaikota Semarang.

Yudi bahkan memberi uang Rp 100 ribu ke pemuda tersebut, sebagai bentuk penghargaan karena telah mau menerima penjelasan. “Mas, tolong dimengerti. Haul ini difasilitasi Pemkot Semarang. Jangan sampai kejadian pemerasan parkir di Kelenteng Sam Poo Kong terulang,’’ katanya.

Panitia pun melanjutkan menempel poster informasi tarif parkir tersebut. Kemudian berlanjut memasang tratak dan sound system serta generator set. Namun malam hari ketika panitia hendak mengecek akhir peralatan teknis, poster-poster informasi parkir telah hilang. Seluruh panitia kaget dan bertanya-tanya.

M. Rikza Ch, salah satu panitia, mencoba mencari tahu penyebab hilangnya poster-poster tersebut, dan melaporkan kejadian itu ke anggota Polsek Semarang Selatan yang ikut mengecek lokasi Haul di siang harinya.

“Kami semua kaget dengan hilangnya poster-poster berisi informasi tarif parkir yang telah dipasang. Kejadian ini langsung saya laporkan ke Riza, anggota Polsek Semarang Selatan. Ini perlu diselidiki,” ujarnya.

Salah satu keturunan KH. Sholeh Darat yang ikut menjadi panitia Haul, Ustad Agus Taufiq, mengaku kecewa dengan hilangnya poster informasi tarif parkir. Menurutnya itu hal yang memalukan Pemerintah Kota Semarang.

‘’Pemkot Semarang telah mengurusi Haul KH. Sholeh Darat, sudah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak secara maksimal. Namun dirusak oleh oknum yang tidak rela dengan upaya penertiban parkir,’’ tuturnya kepada para panitia yang malam tadi mengikuti gladi bersih lokasi. (rls/ adb, ros, gie, rid)

Comments