
SALATIGA,Suaranahdliyin.com – Potensi NU-Care Lazisnu akan menghidupkan filantropi yang sesuai dengan sustainable development goals (SDGs). Ada keharusan untuk mendata muzakki, mustahiq, dan pemetaan program jelas.
Demikian yang disampaikan Ketua Pengurus Pusat NU CARE -LAZISNU, KH. Ahmad Sudrajat, Lc dalam pembukaan Rapat Koordinator Wilayah (Rakorwil) NU CARE – LAZISNU Jawa Tengah di di Tlogo Resort Salatiga, Sabtu (15/12/2018)
Sudrajat mengutarakan era kedepan semua lapisan masyarkat akan menghidupkan filantropi untuk SDGS. Dibutuhkan fikih zakat berbasis SDGS dan Lazisnu harus bergerak sedari sekarang agar tidak tertinggal.
“Keberadaan masyarakat NU yang berjumlah 91 juta akan membantu untuk menuntaskan kemiskinan melalui gerakan ini,” tuturnya.
Ia menegaskan peningkatan kapasitas manajerial NU-CARE Lazisnu terkait waktu dan program bertujuan untuk mengentaskan usaha kemiskinan. NU-CARE Lazisnu juga harus melakukan melakukan pendampingan Lazisnu di luar pulau Jawa. Tim ini akan memperkuat lembaganya hingga bisa survive secara bersama-sama.
“Sehebat apa pun kalau bersama akan bermakna, kalau sendiri tidak apa apa. Teknisnya akan di bahas pada Rakornas NU-CARE LAZISNU 2018 di Yogyakarta,” tuturnya.

Acara Rakorwil dihadiri Ketua PB NU-CARE LAZISNU, K.H Ahmad Sudrajat, Lc, Katib Syuriah PWNU Jawa Tengah, K.H Imam Sya’roni, Sekretaris Tanfidziyah PWNU Jateng, K.H Hudallah Ridwan Naim,Wakil Ketua Baznas Jateng, K.H Sholihul Huda, Ketua UPZ Kanwil Kemenag Jateng, Sobiri dan 31 cabang PC NU-CARE Lazisnu Jawa Tengah.(gie/adb)