KUDUS, Suaranahdliyin.com – Lailatul Qadr menjadi malam yang dinantikan oleh segenap muslim di mana pun ia berada. Seperti yang masyhur diketahui bahwa malam tersebut merupakan malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barang siapa yang beribadah pada malam tersebut pahalanya dilipat gandakan seperti beribadah selama seribu bulan.
Lalu bagaimana bagi orang-orang yang bukan ahli ibadah atau lemah secara fisik untuk beribadah? Apakah ia tidak berpeluang mendapatkan lailatul qadr?
Hal itu mengemuka dalam Darusan Umum Menara oleh KH. Ahmad Badawi Basyir di Gedung YM3SK, Rabu (13/05/20) malam. Pada kesempatan itu KH. Ahmad Badawi menjelaskan perihal pertanyaan Sayyidah Fathimah RA kepada Rasulullah perihal cara menggapai Lailatul Qadr bagi golongan yang lemah dalam beribadah.
“Rasulullah memberi jawaban, upayakan agar tidak melakukan maksiat dalam waktu semalaman. Upayakan hati agar selalu basah mengharap ridla Allah,” tutur KH. Ahmad Badawi.
“Yang penting tidak tidur, walau hanya berdiri dua rekaat melakukan salat, atau duduk membaca Alquran, atau berdzikir kepada Allah, atau merenungkan kekuasaan Allah, sebentar saja. Itu sudah termasuk menghidupkan Lailatul Qadr,” papar KH. Ahmad Badawi.
Yang penting, imbuh KH. Ahmad Badawi, semua itu bisa menambah semangat, dilakukan dengan cara-cara yang baik, dilandasi dengan ilmu yang cukup, menambah husnudzan kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Sehingga malaikat Jibril bersama malaikat yang lain menyentuh orang yang berbuat baik di malam Lailatul Qadr.
“Dan barangsiapa yang disentuh oleh sayapnya Malaikat Jibril, dipastikan bisa masuk Surga,” ujar KH. Ahmad Badawi.
Menanam Kebaikan
Nabi Muhammad sendiri menginginkan agar umatnya bisa mencintai atau dicintai oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Maka, oleh para ulama dan sufi, kita diberikan pengertian tentang khauf dan raja’. Orang-orang yang jernih hatinya selalu mengatakan bahwa dunia adalah tempat menanam.
“Dunia itu tempat menanam akhirat. Kita diberi kesempatan oleh Allah untuk menanam kebaikan sepanjang umur kita. Karena sifatnya menanam, maka bumi adalah hati. Yang ditanam adalah Iman. Kualitas Iman akan baik bila ditanam di hati yang baik,” kata KH. Ahmad Badawi.
Selanjutnya, KH. Ahmad Badawi menjelaskan, untuk bisa mengolah hati dengan baik, seseorang harus memiliki ketaatan kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Hanya saja, terkadang manusia memiliki banyak tantangan ketaatan, sehingga hati menjadi kering dari khauf dan raja’ kepada Allah Subhanahu Wata’ala. (rid, luh/ adb, ros)