Suasana di kota santri
Asyik senangkan hati
Suasana di kota santri
Asyik senangkan hati
Tiap pagi dan sore hari
Muda-mudi berbusana rapi
Menyandang kitab suci
Hilir mudik silih berganti
Pulang pergi mengaji
(Nasyidaria)
Lirik lagu kota santri ini sudah bisa kita bayangkan, betapa indahnya kota santri dengan nuansanya, terutama saat Ramadan. Bulan suci yang selalu dinantikan seluruh umat muslim. Di Kudus, ‘penyambutan’ Ramadan sangat meriah.
Keindahan dan kekhusyukan hari-harinya, adalah sesuatu yang jarang didapatkan di hari biasa, sehingga tak heran jika saat Ramadan, begitu banyak hal biasa yang menjadi istimewa. Suasana kota sedikit berbeda dengan biasanya, bahkan seakan tercipta nuansa baru yang menjadi penyemangat asyarakat.
Datangnya Ramadan, oleh Masyarakat Kudus, dimeriahkan dengan berbagai tradisi. Hal inilah yang menjadi daya tarik masyarakat luar kota untuk berdatangan ke Kudus. Apalagi dengan banyaknya Pondok Pesantren dengan berbagai konsentrasinya.
Ada pondok Tahfidz yang terkenal Yanbu’ul Qur’an yang dirikan oleh KH M Arwani Amin. Ada pondok ulumus Syariyah dengan berbagai macam pilihan. Ada Madrasah Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus yang dikenal salah satunya sebagai penjaga keberlangsungan Ilmu Falak di Nusantara, Pondok Kaligrafi, berbagai pondok pesantren di Jekulo dan Kudus Kulon serta Pondok Entrepreneur Al Mawaddah.
Suasana Kabupaten Kudus saat sore hari, Nampak semakin indah dengan kebersamaan masyarakat untuk berburu takjil.
Dalam menunggu buka puasa tiba, banyak hal yang dilakukan oleh masyarakat, terutama kami sebagai santri sembari menunggu buka puasa tiba kami mengisinya dengan kegiatan mengaji kitab kuning, tadarus Al Quran dan juga silaturahmi antarteman.
Bulan suci ini pun menjadi momentum untuk mengikat semangat dan kebersamaan dalam menuntut ilmu. Indahnya kebersamaan dalam mengaji, menjadi kesempatan untuk berlomba mendapatkan pahala dari Allah.
Sebagai santri, pertemanan yang abadi adalah yang didasari dan dilandasi karena Allah seperti hadis . “Orang mukmin itu akrab dan bersatu. Tidak ada kebaikan pada orang yang tidak bersatu dan tidak akrab.” (HR. Ahmad, Ath Thabarani, Al Hakim)
Indah dan damainya Kudus semakin erat dengan datangnya Ramadan, berikut kegiatan para santri juga menjadi salah satu keindahan yang tercipta.
Suasana semakin indah saat buka Bersama, setelah seharian berpuasa, sehingga bisa merasakan pedihnya lapar sebagaimana sering dirasakan oleh para fakir miskin di sekitar kita, sehingga mendorong kita untuk peduli pada meraka.
Ya, dib alik puasa ada pendidikan sosial yang membuat hidup ini menjadi lebih indah. Dan Islam itu memang Indah, keindahan yang bersifat subyektif menjadikan berbagai orang memiliki sudut pandang yang berbeda. Menurut Anda, keindahan dalam Islam itu seperti apa? (*)
Rindang Viqriani,
Penulis adalah santriyah Pesantren Literasi Prisma Quranuna Kudus dan Mahasiswa Prodi Tadris IPS IAIN Kudus.