
JAKARTA,Suaranahdliyin.com– Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengadakan Rapat Pleno Pengurus, Sabtu (22/9/2018). Dalam forum rapat yang berlangsung di kantor PBNU itu, Prof. Dr. KH Ma’ruf Amin pamit menanggalkan jabatan sebagai Rais ‘Aam PBNU.
“Saya tunduk dan patuh terhadap AD/ART NU. Setelah resmi dinyatakan sebagai calon wakil presiden, terhitung mulai hari ini saya menyatakan mengundurkan diri dari Rais Aam PBNU,”ujarnya.
Pada kesempatan itu, KH Ma’ruf meminta doa, restu dan dukungan menapaki jalur perjuangan sebagai calon wakil presiden berpasangan dengan calon presiden H. Joko Widodo.
“Dimanapun dan kapanpun saya adalah kader NU. Pilihan saya ini merupakan jalur perjuangan baru untuk kemaslahatan yang lebih luas. Semoga Allah SWT memberikan keberkahan dan kelancaran ,”harapnya.
Dalam forum itu, PBNU menerima pengunduran KH. Ma’ruf sebagai konsekuensi amanah Anggaran Rumah Tangga NU Bab XVI Pasal 51 ayat 6 dan peraturan NU lainnya. Forum ini juga menetapkan KH.Miftakhul Akhyar sebagai pejabat Rais Aam sesuai AD/ART NU Bab XV Pasal 48 ayat (1).
KH. Miftakhul Ahyar akan menjalankan tuga-tugas PBNU sejak hari ini 22 September hingga Muktamar NU 2020 M.
Sementara KH. Ma’ruf Amin ditetapkan sebagai mustasyar PBNU.(adb/ros)