KH Imron Jamil: Haul Sejatinya Merangkum Sunah Rasul yang Dilakukan Bersamaan

0
1826
KH Imron Jamil menyampaikan tausiyah

BOYOLALI, Suaranahdliyin.com – KH Imron Jamil, pengasuh Pondok Pesantren Kiai Mojo Jombang, Jawa Timur, mengutarakan, bahwa peringatan haul sejatinya adalah salah satu cara merangkum atau mengumpulkan beberapa sunah rasul yang dilakukan bersamaan.

“Seperti tahfidzul quran, shadaqahan, tahlilan, yang semuanya sunah rasul,” tutur Kiai Imron dalam Haul Masyayikh Pesantren Darussalam Desa Bandung, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali pada Rabu (17/7/2024) malam lalu.

Kiai Imron menuturkan, rangkuman sunah tersebut bisa dikatakan bid’ah hasanah. Yakni model baru yang ditularkan dari Walisongo.

Kebetulan didukung orang Jawa yang sebelum Walisongo datang sudah senang berkumpul. “Seperti ketika ada orang meninggal dunia, mereka berkumpul. Ketimbang hanya kumpul dan susah (bersedih), akhirnya para wali mengisinya dengan tahlilan,” terangnya.

Dalam pandangan Kiai Imron, di antara hikmah haul ialah memadukan dua nur (cahaya) dari Allah. Yakni nur orang yang sudah meninggal (dinamakan nur haqqul yaqin) dan nur orang yang masih hidup. Bagi mereka yang sudah meninggal bisa merasakan luas, terang, nikmat, dan siksa kubur.

“Dari sisi nur haqqul yaqin, orang mati lebih jelas daripada yang hidup. Kalau yang mati orang saleh maka kesalehannya menjadi penerang karena diterima Allah,” ungkapnya.

Dijelaskan lebih lanjut, bahwa kebaikan (orang yang sudah mati) itu bisa menarik yang masih hidup kendati dia sudah berhenti beramal.

Misalnya, terang Kiai Imron, meskipun Simbah Kiai sudah wafat, tapi ilmunya masih dimanfaatkan. “Bukan amalnya tapi min (dari) sumber sedekah (ilmu) jariyah yang terus mengalir,” jelasnya.

Maka Kiai Imron menegaskan, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mau mendoakan orang tua yang telah wafat ialah yang dirangkum dalam haul ini.

Dari sisi amal (nur) orang hidup, tambah Kiai Imron, masih luas kesempatan beramalnya, termasuk mendoakan kepada orang tua yang menjadikan terang kuburnya.

“Cahaya terang orang yang hidup tersalur kepada yang mati, terangnya yang mati tersalur ke yang hidup. Ini perpaduan dua nur yang dilakukan pada (haul) malam ini,” katanya.

Ketua Yayasan Pesantren Darussalam Bandung, Kiai Khumaidi, mengapresiasi pemerintah, panitia, alumni, wali santri, dan semua pihak yang memberikan sedekah jariyah moril maupun materiil yang tidak terhitung. Dia berharap, semoga semuanya diterima Allah dan menjadi amal hasanah.

Diutarakannya, rangkaian kegiatan haul dibarengi santunan yatim piatu, tahlil massal, khatmil qur’an, dan khataman suluk thariqah naqsabandiyah khalidiyah.

“Alhamdulah, setiap tahun kami bisa mengadakan haul para muassis pondok pesantren Darussalam, yang kita sebagai penerusnya harus berterima kasih kepada beliau-beliau yang memberikan satu sarana lembaga pendidikan,” ujarnya. (siswanto ar/ ros, adb, rid, gie)

Comments