Halaqoh Santri Bahas Pengelolaan Pendidikan Diniyah dan Madrasah di Kudus

0
2816
Membaur jadi satu, narasumber dan jamaah halaqoh santri di Gedung YM3SK Kudus, Senin (15/10/18) malam.

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Hadir sebagai narasumber halaqoh santri nasional, Bupati Kudus, H. Muhammad Tamzil MT juga memantik obrolan tentang nasib pendidikan yang ada di Kabupaten Kudus. Ia mengatakan akan ada 153 miliar lebih yang digelontorkan untuk menaikkan mutu pendidikan, utamanya diniyah dan pondok pesantren yang ada di Kabupaten Kudus.

“Kami telah menghitung dan meminta kepada pihak-pihak terkait untuk merumuskan dan mendata secara detil soal itu. Dan Insyaallah mulai Januari itu kita mulai memberi insentif kepada guru madrasah dan takmir masjid yang sesuai kriteria pantas untuk menerima dana dari Pemkab,” katanya disambut tepuk tangan meriah dari jamaah yang hadir di Gedung YM3SK, Senin (15/10/18).

Bupati Kudus, H. Muhammad Tamzil, MT memaparkan uraian terkait Kudus

Sementara, Ketua PCNU Kabupaten Kudus, KH. Abdul Hadi, mengungkapkan tema Kudus Religius dan Modern ini memang harus benar-benar diimplementasikan dalam berbagai aturan dan kebijakan pemerintah Kabupaten Kudus. Seperti halnya pengelolaan dana dan fasilitas pendidikan keagamaan yang lebih tertata dan nyaman. Ia menyoroti beberapa madrasah diniyah dan ibtidaiyah yang gedungnya masih kalah nyaman dengan sekolah formal negeri.

“Kami termasuk yang diundang oleh staf khusus bupati untuk menyampaikan data valid soal guru dan takmir masjid itu dan sudah kami penuhi. Tetapi kami juga meminta kepada Pak Bupati untuk juga menata madrasah-madrasah di bawah naungan LP. Ma’arif NU supaya lebih baik,” katanya.

Mendukung pernyataan itu, Kepala Kemenag Kabupaten Kudus, Noor Badi, mengatakan santri memiliki potensi yang luar biasa dan layak untuk diberikan fasilitas dan pengelolaan lembaga yang profesional. Ia juga mendorong agar pengelolaan ini berfokus pada lembaga yang sudah ada saja. Saat ini di Kudus telah berdiri lebih dari 452 lembaga dengan total santri mencapai 19.000 lebih. Rinciannya yaitu Raudlatul Athfal ada 114 lembaga, Madrasah Ibtidaiyyah 143 lembaga, Madrasah Tsanawiyah 66 lembaga, Madrasah Aliyah 35 lembaga dan Pondok Pesantren 92 lembaga.

“Ini tentu jumlah yang tidak sedikit untuk mendukung realisasi Kudus yang Religius, Cerdas dan Modern. Ini juga menjadi ladang jihad kita bersama untuk mengisi kemerdekaan Republik Indonesia,” ujarnya. (rid/adb)

Comments