PATI, Suaranahdliyin.com – Haul KH. Ahmad Mutamakkin di Kajen memiliki agenda luar biasa, mulai dari hataman bilghoib, hataman binnadhor, tahlil umum, manaqiban, buka selambu, lelang, dan kirab budaya. Sekitar hampir 10.000 santri jama’ah Hataman Binnadhor memadati komplek makam Mbah KH. Ahmad Mutamakkin.
Acara yang dihadiri, KH. Mu’adz Thohir, ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah KH. Abdul Ghaffar Rozin, KH. Nadhif Abdul Mujib, KH. Zaki Fuad Abdillah (putra KH. Abdullah Salam) dan KH. Mujiburahman ( PP. Al-Hikmah Kajen). Selasa, (14/7/2024)
Diawali dengan pembukaan Hadroh oleh Abah KH Nafik dan dilanjutkan dengan tahlil oleh KH. Mu’adz Thohir. Mauidhah hasanah disampaikan oleh KH. Bahaudin Nur Salim Gus Baha (Rais Syuriah PBNU).
Kiai asal Narukan Rembang yang akrab disapa Gus Baha menjelaskan, bahwa Mbah Ahmad adalah nama asli dari waliyullah KH. Ahmad Mutamakkin. Sedangkan nama Mutamakkin dikenal pemberani pada zaman dahulu.
‘Mbah Ahmad Mutamakkin sangat berani di zamannya, dikenal pengritik pada penguasa yang zalim dan KH. Ahmad Mutamakkin tidak gentar menghadapi penguasa,”tuturnya.
Gus Baha mengungkapkan mbah Mutamakkin terkenal alim mempunyai darah Kiai dari bapak dan kakeknya. Dikenal mengajarkan pendidikan, agama, sosial, politik, budaya dan filsafat.
“Nama Ahmad merupakan wujud barokah dari Baginda Nabi Muhammad Saw. Ismu Ahmad adalah yang sering disebut Allah SWT, “jelasnya.
Dalam Al-Qur’an, lanjut Gus Baha, kanjeng Nabi Muhammad SAW memiliki dua nama Ahmad dan Muhammad. Nama Ahmad karena beliau satu-satunya Nabi yang memikirkan umatnya dan yang punya keinginan untuk syafaat di hari kiamat.
“Nabi nabi selain Muhammad memilih nafsi-nafsi dan tidak terpikirkan memberikan syafaat di hari kiamat,” Imbuhnya.
“Kalau membayangkan dunia akhirat sudah finis dan selesai, akan tetapi dengan selalu berhubungan dengan Allah SWT maka kita senantiasa berdzikir, memuja, menyembah dan patuh kepada Allah SWT,”sambung Gus Baha.(Fikrul Umam/adb)