Di Malang, Gus Mus Kupas Soal Halalbihalal dan Syukur

0
1679
KH Musthofa Bisri

MALANG, Suaranahdliyin.com – Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh Rembang, Jawa Tengah, KH Ahmad Musthofa Bisri (Gus Mus) menghadiri Halal bi Halal di Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang, Jawa Timur, Jumat (21/06/19).

Pada kesempatan tersebut, Gus Mus menyampaikan banyak orang mengira halalbihalal berasal dari Timur Tengah. Di Timur Tengah pun tidak ada, yang ada setelah Shalat Idul Fitri berlibur dengan keluarga. “Berbeda di Indonesia, Shalat Id rampung, kemudian anjang sana ke sanak saudara dan tetangga. Tak hanya sehari tapi berlangsung berhari-hari,” kata Gus Mus.

Ia pun memaparkan keutamaan halalbihalal yang di dalamnya berisi saling maaf dan memaafkan. Mengutip sebuah riwayat Gus Mus mengatakan ada satu dosa yang belum bisa diampuni sebelum bertemu dan saling meminta maaf.

Orang yang melarang halabihalal karena berpikiran terbalik, atau mungkin tidak berfikir. “Allah Swt itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Membenarkan haqqulloh, tapi menyakiti hati hamba Allah,” ujarnya.

Selain itu, Gus Mus juga mengatakan ada lima hal yang sering lupa untuk kita syukuri. Pertama adalah diciptakan oleh Allah menjadi manusia. Allah menciptakan makhluk lain seperti batu, tumbuhan, hewan. Mereka bisa merasakan tapi tidak bisa mengekspresikan apa yang dirasakan.

“Manusia makhluk sempurna, bisa merasakan, berfikir, dan memilih mana yang baik dan buruk. Cara mengsyukuri yaitu dengan menjadi dan menjaga kemanusiaan kita,” kata Gus Mus.

Kedua adalah dipilih menjadi orang Islam. Banyak orang yang belum mendapat hidayah, meskipun dekat dengan khairil anam Nabi Muhammad Saw seperti Abu Lahab. “Kita yang seribu tahun lebih dari zaman Kanjeng Nabi, dan tak ada tali kerabat alhamdulillahmenjadi orang Islam,” lanjutnya.

Hal ketiga adalah mempunyai Nabi Muhammad Saw. Nabi Muhammad pemimpin yang agung, pemimpin yang manusia memanusiakan manusia dan mengerti manusia.

Selanjutnya, menjadi orang Nahdlatul Ulama. Banyak di luar yang tidak senang dengan Nahdlatul Ulama, dengan menyerang dan menjatuhkan NU demi kepentingan politik. Bagaimana cara mensyukurinya?

Gus Mus mengatakan, cara mengsyukuri dengan mempelajari ajaran NU, jangan ikut-ikutan dan termakan berita hoaks. “Yang jelas mulai ranting, PAC, PC sampai pusat. Hanya ada di NU yang guru-gurunya mempunyai sanad guru bersambung sampai Rasulullah Saw,” lanjutnya.

Kelima adalah menjadi orang Indonesia. Gus Mus menyebutkan Grand Syekh Al-Ahzar Mesir pernah ke Indonesia dan berkata “هذه قطعة من الجنة.Artinya Indonesia adalah potongan dari surga. Tapi Gus Mus menafsirkan قطعة sebagai miniatur.

Gus Mus menyitir kaidah fiqih Khoirul umuri ausathuha. “Orang NU kalau bisa menjadi tengah-tengah,” tegasnya.

Sejumlah tokoh turut hadir, seperti Rektor Universitas Brawijaya Nuhfil Hanani AR, Rektor Universitas Islam Malang Masykuri, Walikota Malang Sutiaji, beberapa dosen UIN malang, banom-banom NU PWNU Jawa Timur, TNI-Polri Kota Malang. (Jazuli/adb)

Comments