KUDUS, Suaranahdliyin.com – KH R Asnawi dinilai sebagai tokoh yang komplet dan kosmopolit. Wilayah perjuangannya bukan hanya pada wilayah santri lokal sekitar Kudus dan kawasan Muria saja, tetapi pengaruhnya jelas sampai pada level nasional melalui Nahdalatul Ulama (NU), dan sampai level internasional sebagai penasihat Sarekat Islam (SI) di Mekah dan ketua delegasi Komite Hijaz yang diutus untuk menemui Raja Arab Saudi.
Pada masa perang kemerdekaan, peran KH R Asnawi adalah penggerak dan perintis perlawanan terhadap kembalinya sekutu di tanah Air, khususnya di Kudus. Keberadaan Hizbullah menjadi salah satu benteng penting, dalam upaya mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Adi Sadhono Murwanto, Asisten I Bupati Kudus mengutarakan hal itu saat menyerahkan Naskah Akademik (NA) Pengajuan Gelar Pahlawan Nasional KH R Asnawi kepada Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah. NA, biografi dan catatan pokok-pokok perjuangan sang kiai, diserahkan dan diterima langsung oleh Kepala Dinas Imam Masykur di kantornya, Semarang, Jum’at (16/2/2024) lalu.
“Di Kudus, Hizbullah memiliki peran penting dalam menyelamatkan Republik Indonesia dari rongrongan pemberontakan PKI pada 1948. Ketika itu, para pemberontak sempat menguasai Kudus selama beberapa waktu dan membunuh beberapa Kiai. Sementara kiai lainnya berhasil menyingkir ke luar kota, untuk kembali bersama pasukan Hizbullah, merebut Kudus dari tangan PKI,” terangnya.
Imam Masykur, yang menerima NA, menyatakan, karena belum ada pengajuan-pengajuan dari kabupaten lain, dan telah habis masa waktu pengajuannya di tahun ini, maka dari Jawa hanya akan mengajukan satu pengajuan gelar Pahlawan Nasional ke Kementerian, yakni atas nama KH R Asnawi.
“Tahap selanjutnya, setelah dikaji dan disidangkan di tingkat Jawa Tengah, kami akan meneruskan ke Kementerian Sosial RI, untuk diuji oleh tim penguji di tingkat Kementerian,” ujarnya.
Abdul Jalil, Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) kabupaten Kudus, mengemukakan, KH R Asnawi adalah sosok yang mumpuni secara keilmuan, dan memiliki jam terbang perjuangan yang sangat panjang. Mulai dari perjuangan di masyarakat dengan menggerakkan nasionalisme bangsa Indonesia di hadapan penjajah Belanda, hingga menolak perpecahan bangsanya yang ingin mendirikan dan mendukung kekhalifahan bangsa lain atas bangsa Indonesia.
Dia menambahkan, perjuangan KH R Asnawi tidak sekadar dengan pidato dan diplomasi, juga melakukan perlawanan kebudayaan terhadap penjajahan Belanda. Perlawanan Kebudayaan ini antara lain dilakukan KH R Asnawi dengan melarang pemakaian celana Panjang dan dasi pada masa colonial Belanda. KH R Asnawi juga konsisten sepanjang hidup dengan jiwa patriotismenya, terbukti ia harus dipenjara beberapakali oleh pemerintah penjajah.
“KH R Asnawi merupakan tokoh penerus toleransi dakwah para Walisongo, khususnya ajaran toleransi Sunan Kudus dalam berdakwah. Jejak dakwah dan perjuangan KH R Asnawi juga masih dirasakan oleh masyarakat Indonesia, khususnya di kawasan Muria hingga saat ini,” paparnya.
Sebelum diserahkan kepada Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, TP2GD Kabupaten Kudus melakukan sidang untuk mendapatkan rekomendasi dari Pj Bupati Kudus, Dr M Hasan Chabibie. Sidang dipimpin oleh Pj. Sekretaris Daerah Kabupaten Kudus selaku Ketua, Revlisianto Subekti dan dihadiri seluruh anggota TP2GD Kabupaten Kudus sebanyak delapan anggota.
Penyerahan NA, profil dan pokok-pokok perjuangan KH R Asnawi ini dilakukan oleh Asisten I Setda Kabupaten Kudus Adi Sadhono Murwanto, didampingi Kepala Dinas Sosial Agung Karyanto, perwakilan keluarga ahli waris KH Hafidz Asnawi dan Abdul Jalil. (rls/ adb, rod, rid, luh, mail, gie)