Digelar di UINSA
Toleransi Masyarakat Tengger Diangkat sebagai Best Practice Keberagamaan dalam Forum AICIS 2023

0
814

SURABAYA, Suaranahdliyin.com
Kebutuhan pengembangan perspektif baru fikih atas konsep kemanusiaan
universal dan perdamaian global, akan menjadi bahasan utama dalam “Annual Internasional Conference on Islamic Studies (AICIS) 2023” yang akan dilangsungkan di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, 2-5 Mei mendatang.

Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, dijadwalkan akan membuka AICIS 2023 pada Selasa (2/5) malam di Gedung Sport Center UINSA Surabaya.

Khoirun Niam, ketua panitia AICIS 2023, menyampaikan, event Kementerian Agama (Kemenag) RI yang digelar kali ke-22 pada tahun ini, dimaksudkan untuk mempromosikan best practices keberagamaan di Indonesia pada
kemanusiaan universal dan perdamaian global.

“Secara spesifik, AICIS 2023 tahun ini akan mengkaji sejumlah praktik keagamaan yang terjalin di Indonesia dan layak dipromosikan ke dunia internasional. Di antaranya adalah toleransi beragama di Masyarakat Tengger dan Penyikapan masyarakat terhadap aksi terorisme yang pernah terjadi di Surabaya,” katanya.

Dekan Fakultas Psikologi dan Kesehatan UINSA ini memastikan, sejumlah pembicara internasional dari Negara-negara di Eropa hingga Timur Tengah akan hadir dalam konferensi yang juga diikuti secara daring dari berbagai Negara dan daerah.

“Pembicara yang dihadirkan juga mempertimbangkan adanya input dan konstribusi akademik dalam rangka merumuskan konsep baru fikih atas kemanusiaan universal dan
perdamaian global yang menjadi salah satu tujuan konferensi” paparnya.

UINSA Surabaya ditunjuk untuk kedua kalinya sebagai tuan rumah AICIS yang merupakan forum Internasional dalam wilayah akademik di Indonesia. Bagi UINSA, lanjut Direktur Eksekutif Journal Of Indonesian Islam ini, AICIS 2023 memiliki nilai strategis, untuk mewujudkan target kampusnya sebagai world class university dan masuk dalam 10 Besar Kampus Islam terbaik di Asia.

“Dilihat dari tema yang diangkat cukup relevan, yakni Kontekstualisasi Fikih untuk Peradaban dan Kehidupan Manusia demi menjawab masalah-masalah Islam global di dalam tengah masyarakat,” ujarnya. (rls/ mid, ros, adb)

Comments