Memasuki akhir Ramadan, semua orang mulai sibuk mempersiapkan kebutuhan untuk lebaran. Tidak terkecuali mencari pakaian baru mulai baju hingga sarung lebaran.
Demikian pula, dua santri pondok pesantren ini sudah mulai memilih-milih sarung baru yang akan dipakai pada hari raya nanti.
“Kamu biasanya beli sarung apa din?, ” tanya Kang Mamad kepada Udin temannya di sebuah teras pondok.
“Saya pilih sarung yang berkualitas dan ber-merek kang. Lebih keren,”jawab Udin.
“Sarung *HS ya?,”sahut Mamad menyebut merk sarung terkenal itu.
“Iyalah kang. Meski agak mahal sarung itu lebih mentereng,”kata Udin.
“Betul.sih.Tapi Tergantung kemampuan belinya, “Mamad menimpali.
“Kalau pean kang?,” tanya Udin.
“Aku sih tidak yang mahal-mahal. Tidak harus *HS, biasa-biasa saja yang penting motifnya bagus,”sahutnya.
“Tergantung selera ya kang,”kata Udin.
“Misal beli merk *HS, kalau sudah dipakai toh nanti berubah jadi sarung BKS, “seloroh Mamad.
“Sarung BKS, maksudnya kang? ,”kata Udin belum paham.
“Sarung BKS itu maksudnya Sarung Bekas,”jelas Mamad sambil tersenyum.
“Oalah kang, kirain nama merk,”sahut Udin.
Akhirnya Udin berubah pikiran membeli Sarung yang biasa biasa saja alias yang murah harganya.(Qomarul Adib)