Robikin Emhas: NU ”Pemilik Saham” Sah Negeri Ini

0
1986
Robikin Emhas, Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU.

JAKARTA, Suaranahdliyin.com – Nahdlatul Ulama (NU) lahir, salah satu semangatnya adalah untuk mempertahankan tradisi dan khazanah budaya yang menopang ajaran dan syi’ar agama. Yakni bagaimana menjadikan budaya sebagai infrastruktur agama.

Tentu saja sepanjang tradisi, budaya dan adat istiadat yang ada tidak bertentangan dengan syariat Islam. Sebab agama akan kering tanpa budaya. Dalam kaidah fikih disebutkan, al-muhafadzah ‘alal-qadim al-shalih wal-akhdzu bil-jadid al-ashlah. Melestarikan nilai-nilai lama yang baik dan menerapkan nilai-nilai baru yang lebih baik.

Demikian disampaikan H. Robikin Emhas, Ketua Pengurus Harian PBNU yang juga Ketua Tim Konsolidasi Organisasi Jelang Satu Abad NU. ‘’Semangat inilah yang pada 1980-an oleh Deliar Noer dikategorisasi sebagai gerakan kelompok tradisional. Jadi meski sekarang NU telah memiliki aset pendidikan dan rumah sakit modern sekalipun, NU masih tetap digolongkan kelompok tradisional,’’ terangnya, baru-baru ini.

Namun jika mau obyektif, predikat tradisional yang melekat inilah sebenarnya, yang membuat eksistensi NU terus menemukan aktualitasnya. Bagi NU, kemajuan sebuah peradaban penting. Tetapi tetap mengakarnya peradaban pada nilai-nilai tradisi yang lestari, jauh lebih penting.

‘’Bukankah agama adalah institusi, yang fokus pada penyebaran ajaran tentang keyakinan dan pengawalan nilai-nilai kebaikan, yang berlaku secara ajeg dalam tradisi yang lestari?,’’ paparnya menjawab pertanyaan wartawan terkait Hari Lahir (Harlah) ke-93 NU.

Lalu bagaimana kontribusi NU terhadap Negara? Menurut Robikin Emhas, NU sebagai ormas, memiliki dua tanggung jawab sekaligus, yaitu tanggung jawab keagamaan (mas’uliyah diniyah) dan tanggung jawab kebangsaan (mas’uliyah wathaniyah).

‘’Tanggungjawab keagamaan NU adalah bagaimana terus mengembangkan paham keagaamaan ala ahlussunnah wal jamaah yang terkenal dengan prinsip moderasi dan wasathiyah itu. sedang tangggung jawab kebangsaan NU, yakni bagaimana menjalankan komitmen kebangsaan dan kenegaraan dalam bingkai NKRI.  Dari dulu NU selalu konsisten menjalankan dua peran ini, baik diminta atau tidak oleh negara. Karena itu NU tidak pernah sekalipun punya catatan makar terhadap negara,’’ paparnya.

Maka, lanjutnya, jika ditanya mengenai apa kontribusi NU terhadap negara, tak perlu diragukan lagi. ‘’NU terlibat penuh dalam perjuangan kemerdekaan. Dalam menyusun dasar-dasar negara, serta dalam menjaga negeri ini dari rongrongan dan ancaman perpecahan yang bertubi datang, baik dari luar maupun dalam. NU adalah pemilik saham sah negeri ini,’’ tegasnya. (ros, adb, gie, lam,mail/ rid, luh)

Comments