Rijalul Ansor Jepang Jaga Tradisi dan Amaliah NU

0
3211
para kiai, santri dan kader Ansor hadir dalam acara Rijalul Ansor desa Jepang

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Majlis dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor desa Jepang Mejobo Kudus mengadakan selapanan rutin di Musholla Darul Muttaqin, Senin malam (30/5/2018). Kegiatan yang  dihadiri kiai dan ratausan kader ansor- Banser ini dalam rangka mensyiarkan NU dan badan otonom dan mengantisipasi masuknya paham lain di tengah-tengah masyararakat.

Acara diawali dzikir Rotibul Haddad dan sholawat yang dipimpin kiai muda Qomaruddin al Khafidz dengan iringan rebana anak IPNU. Para jamaah yang hadir sangat antusias memadati ruangan dan halaman musholla. Mereka juga larut mengikuti bacaan dzikir serta sholawat Nabi.

Ketua PR GP Ansor Jepang Ridlwan menjelaskan Rijalul Ansor merupakan organisasi semi otonom dibawah naungan GP Ansor yang bergerak pada bidang kegiatan keagamaan terutama dzikir dan sholawat.

“Manfaat dari Rijalul Ansor selain untuk menjaga tradisi dan amaliah nu juga sebagai media untuk tholabul ilmi.”jelasnya.

Ketua PRNU Jepang Sudiono menyampaikan terima kasih kepada warga dan  kader kader Ansor yang telah menyelanggerakan kegiatan untuk membentengi amaliah-amaliah nu. Ia berpesan kepada Ansor dalam menjaga akidah Ahlusunah Waljamaah tidak hanya besar tapi harus kuat ilmunya ,

Hal senada juga disampaikan pengurus musholla Darul Muttaqin KH. Ahmad Saputro.Ia  menyatakan Rijalul Ansor sangat bermanfaat bagi masyarakat serta memberikan kontribusi yang besar untuk agama dan negara.

“Saya pesan GP Ansor supaya bisa menciptakan kader kader muda baru yang ada di  daerah Jepang ini,”ujarnya.

Kegiatan Rijalul Ansor dimeriahkan rebana dari IPNU Jepang

Kiai Ali Mahmudi saat menyampaikan mauidhah hasanah menjelaskan pentingnya ilmu. Ia berpesan jadi kader harus cerdas, rajin,selalu ingat Allah. Dalam melakukan apapun harus disertai dengan kesabaran.

“Begitu pula dalam melakukan perjuangan harus ditopang dengan ekonomi yang mapan,”tandasnya.

Sementara tokoh desa Kiai Sulkan mengatakan NU jangan hanya besar tapi harus ditopang keilmuan untuk menjalankan roda organisasi pada era globalisasi. Dalam mencari ilmu, katanya, harus dari para guru yang sanad keilmuannya sampai Rusulullah

“Pemimpin dan yang di pimpin harus sama sama pinter untuk saling mengingatkan,”imbuhnya.(gie,ros/adb)  

   

Comments