JAKARTA,Suaranahdliyin.com – Dosen Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung Dr. Hamidulloh Ibda mengatakan praktik filantropi di lingkungan Nahdlatul Ulama sangat dibutuhkan pola yang masuk kategorisasi Filantropi Islam Kreatif.
Hal itu ia sampaikan dalam. FGD atau Sharing Session melalui platform Zoom Meeting bertajuk “Filantropi Nahdlatul Ulama ”.Selasa (26/3/2024).
Dr. Hamidulloh Ibda memaparkan filantropi kreatif Islam itu intinya pendekatan dalam memberikan sumbangan dan dukungan yang diilhami oleh nilai-nilai Islam, namun dengan kecenderungan untuk memanfaatkan inovasi dan kreativitas dalam pelaksanaannya.
“Nah, kami membutuhkan saran dan masukan dari LAZISNU PBNU untuk menguatkan temuan itu,”katanya.
Di LAZISNU,. menurut dia, realitas di Jawa Tengah telah terlaksana praktik filantropi yang terstruktur (struktural), tidak/semi terstruktur atau kultural. “Kalau yang tidak terstruktur ini banyak sekali, dari infak Arwah Jama’, infak pada kegiatan tahlilan, tahtimul Quran, manaqiban, ziarah walisongo, ziarah wali lima Jawa Timur, infak Ramadan, arisan Qurban, arisan wakaf tanah, dan lainnya,” jelas Ibda.
Sementara Direktur Eksekutif NU CARE -LAZISNU PBNU KH. Qohari Cholil memaparkan banyak hal, dari sejarah, profil, capain, inovasi, dan dampak filantropi yang dilakukan LAZISNU.
“LAZISNU menerima amanat sebagai penopang dan penyokong kegiatan sosial di lingkungan NU khususnya bidang sumber daya manusia dan filantropi, “tegasnya.
Dalam hal penghimpunan, NU Care – LAZISNU PBNU melakukan sejumlah inovasi. “Kami ada fundraising lembaga. Di sini melakukan optimalisasi jejaring lembaga dan Badan Otonom NU melalui Kotak Infak (Koin) NU, optimalisasi web crowfunding nucare.id, kemitraan CSR perusahaan dan pemerintah, kemitraan dengan platform digital. Kemudian sistem pelaporan dengan skema PSAK 109-409, audit internal, audit PBNU, audit KAP, audit Syariah Kemenag RI,” jelasnya.
Dalam aspek mekanisme penyaluran, pihaknya melakukan kolaborasi horizontal yaitu pelibatan lembaga dan Banom NU. “Juga ada pelibatan pakar/ahli, penyaluran yang dilakukan oleh 233 cabang LAZISNU, dan penyaluran yang tersebar di 30 provinsi cabang LAZISNU, “terang KH. Qohari.
Kegiatan FGD atau Sharing bertajukFilantropi Nahdlatul Ulama” diselenggarakan Pusat Riset Agama dan Kepercayaan (PRAK) Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora (IPSH) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). (rls/adb)