
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Tradisi menulis adalah salah satu hal yang sangat penting. Sebab, berkat aktivitas penulisan itulah, beragam karya tulis, baik berupa artikel, buku, hasil-hasil riset (penelitian) hingga karya sastra, bisa dihasilkan.
Demikian disampaikan Rosidi, mentor Cendekia Baznas pada Ma’had Aly Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus kepada belasan mahasantri penerima Beasiswa Baznas RI, Jum’at (17/3/2023).
Dalam mentoring yang dilakukan di Aula itu dia mengemukakan, bahwa dengan aktivitas penulisan lah, transfer of knowledge (transfer pengetahuan) dari generasi ke generasi berikutnya, bisa dilakukan.
“Tanpa adanya karya tulis yang ditulis oleh para penulis dengan latar belakang atau disiplin ilmu yang sangat beragam, sangat mustahil transfer pengetetahuan bisa dilakukan,” katanya.
Untuk itu, dia pun berharap, agar para mahasantri bisa belajar menulis dengan baik, sehingga bisa berkontribusi dalam bidang keilmuan, yang bermanfaat bagi masyarakat, tentunya.
“Dalam waktu dekat, kita akan menyambut Ramadan. Ramadan, selain ada kewajiban puasa, mestinya mengingatkan kita bahwa tradisi penulisan, yang merupakan bagian dari tradisi literasi. Literasi sendiri adalah hal yang sangat penting, yang ditegaskan dalam ayat pertama al-Quran yang diwahyukan kepada Baginda Rasulullah, yakni Iqra’,” jelasnya.
Berkaca dengan itu, Rosidi yang juga jurnalis Suaranahdliyin.com ini pun berharap, pada Ramadan ini mahasantri bisa mencoba memulai menulis, sesuai minat masing-masing. “Silakan tulis apapun. Syukur karya Anda dikirimkan ke sebuah media massa atau situs lain, sehingga bisa dibaca oleh public (masyarakat) luas,” ujarnya. (rls/ rid, adb)