
REMBANG, Suaranahdliyin.com – Melanjutkan program PCNU Rembang masa khidmah 2018 – 2023, tentang penyelenggaraan pendidikan formal SMK NU Boarding School berbasis masyarakat perkotaan, digelarlah bedah konsep rencana strategis pengembangan SMK NU Rembang.
Acara tersebut dilangsungkan pada Sabtu (1/12/2018) lalu di Aula Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Rembang. Pemicu program, karena ditengarai akhir-akhir ini para tokoh di Rembang, kecenderungannya menyekolahkan anak-anaknya di luar kota. Khawatirnya, setelah pulang ke kampung halaman membawa paham dan ajaran aneh-aneh, yang selama ini selalu ditolak oleh para sesepuh Rembang.
Drs. Nor Efendi, Asisten 1 Setda Kabupaten Rembang mewakili Bupati, mengatakan, era Abad ke-21, beberapa hal perlu dipersiapkan, jika bermaksud memikirkan dan bertindak memajukan Rembang.
‘’Bagaimana cara dan strategi efektif untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan penduduk di Rembang? Bagaimana caranya mempersiapkan model pendidikan yang langsung mampu mempersiapkan alumninya dapat diterima bekerja di perusahaan, atau model alumni yang mampu menciptakan wirausaha (lapangan kerja)?’’ katanya.
Dalam pada itu, Bupati Rembang, menurut Nor Efendi, sangat mengapresiasi kehadiran Boarding School SMK NU Rembang. ‘’Harapannya, tindak lanjut konsep ini betul-betul serius, mampu bertahan lama, dan dapat terealisasi selama-lamanya,’’ ujarnya.
Pada kesempatan itu ia menyampaikan berbagai masukan (saran), di antaranya perlunya melakukan perhitungan seputar kebutuhan komponen-komponen demi kemajuan SMK NU Rembang, mencari referensi (kiblat) untuk pengembangan SMK, hingga membangun komunikasi dengan dunia usaha (industri).
‘’Perlu dipahami, indikator keberhasilan mengelola SMK antara lain banyaknya alumni yang terserap disektor industri dan mampu menjaga eksistensi lembaga dan alumninya mampu bersaing dengan alumni dari sekolah lain,’’ ungkapnya.
Dr. M. Saekhan Muchith M.Pd dari IAIN Kudus, mengatakan, PCNU Rembang kini tengah melangsungkan kampanye secara umum peluncuran produk unggulannya, yaitu Boarding School.
‘’Guna menuntaskan program pengurus PCNU masa khidmah 2018 – 2023, PCNU secara khusus membentuk tim 7, yang membawa mandat PCNU mempersiapkan Rencana Strategis (Renstra) selama 20 tahun ke depan setebal 90 halaman,’’ ujarnya.
Menurut Saekhan Muchith, untuk mewujudkan program PCNU itu, letak permasalahannya adalah seputar manajerial dan riset (penelitian). ‘’Kabupaten Rembang memiliki banyak potensi sumber daya, dan termasuk daerah maritim, karena memiliki selat laut terpanjang di Jawa,’’ tuturnya.
Rembang, lanjutnya, juga menjadi daerah tambang, karena banyaknya perusahaan yang bergerak di sektor tambang. Rembang juga identik dengan daerah pertanian, karena mayoritas warganya, berpenghasilan dari sektor pertanian. Dan Rembang juga daerah pusat pendidikan berbasis keagamaan dengan keberadaan pondok-pondok pesantren tua yang dimiliki.
‘’Berdasarkan potensi yang ada, maka seharusnya dalam Renstra sudah bisa memutuskan ciri pembeda SMK Boarding School NU Rembang yang akan dikembangkan. Semisal gagasan SMK berbasis religi dan maritim, SMK berbasis korporasi dan religi, atau SMK religi berbasis pertanian,’’ paparnya yang didaulat menjadi narasumber pada kesempatan itu.
KH. Ubaidillah, pada kesempatan itu ‘’mempertanyakan, apakah Renstra SMK Boarding School NU ini digagas oleh para tokoh NU Rembang ataukah murni inisiasi para guru SMK? ‘’Yang perencanaan pengembangan SMK NU Rembang, ini memunculkan rasa bangga menjadi warga NU,’’ katanya. (sugihariyadi/ adb, ros)