PBNU Ingatkan Tentang Nilai-nilai Kebangsaan dan Pentingnya Jaga Ukhuwah

0
1151
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengadakan refleksi Akhir tahun

JAKARTA, Suaranahdliyin.com – Banyak peristiwa penting terjadi pada 2019, yang layak dipetik sebagai pelajaran untuk memperkuat pilar-pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satunya adalah Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg).

Pasca Pilpres dan Pileg, rekonsiliasi perlu didorong terus-menerus melalui semen-semen perekat sosial yang mengembalikan semangat gotong royong, tepo seliro, rukun dan guyub yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang ber-bhinneka tunggal ika.

Demikian mengemuka dalam ‘’Refleksi & Taushiyah Kebangsaan Nahdlatul Ulama Memasuki Tahun 2020’’ yang dilangsungkan di Lantai V Gedung PBNU Jakarta, Kamis (2/1/2019) sekitar pukul 14.00 WIB.

Dalam siaran pers yang ditandatangani ditandatangani Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj MA. (Ketua Umum PBNU) dan Dr. Ir. H. A. Helmy Faishal Zaini (Sekjen PBNU), dikatakan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) merasa perlu mengingatkan kembali seluruh elemen bangsa tentang khittah NKRI.

‘’NKRI didirikan oleh founding fathers dengan semangat kebersamaan. Pancasila adalah konsensus yang menengahi seluruh perbedaan, tenda besar yang menaungi seluruh komponen bangsa tanpa membedakan asal-usul suku, agama, ras, dan antar-golongan Proses integrasi dipupuk untuk mengatasi segregasi horizontal dan vertikal dalam rangka menghapuskan diskriminasi sosial dan ekonomi,’’ kata Ketum PBNU.

Ditambahkannya, seluruh warga negara sama kedudukannya di muka hukum. Tidak ada mayoritas dan minoritas. Tidak ada ras dan etnis tertentu yang lebih unggul dibanding yang lain. NKRI yang diikat oleh Pancasila dan UUD 1945 serta berdiri di atas prinsip Bhinneka Tunggal Ika merupakan prinsip-prinsip final yang harus dipertahankan sampai kapan pun.

‘’Maka di tengah gelombang pasang kembali ke agama, para politisi hendaknya berhenti mengeksploitasi agama sebagai basis preferensi elektoral. NU perlu mengingatkan tentang trilogi ukhuwwah sebagai fundamen membangun persaudaran, yaitu persaudaran keislaman (ukhuwwah Islamiyah), persaudaraan kebangsaan (ukhuwwah wathaniyah), dan persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah basyariyah/insaniyah),’’ tegasnya.

Pada kesempatan itu Ketum PBNU KH. Said Aqil Siroj didampingi jajaran perngurus juga mengemukakan, bahwa radikalisme dan fundamentalisme yang mengeksploitasi agama sebagai basis segregasi, harus ditolak dan dicegah melalui program deradikalisasi dan kontra-radikalisme yang tepat dan terarah.

‘’Selain itu, prinsip berbangsa dan bernegara tidak boleh berubah. Hal lain yaitu pentingnya memantapkan gerak dan laju bangsa Indonesia, dalam mencapai tujuan-tujuan nasionalnya yaitu keadilan sosial, infrastruktur sosial, pemerataan ekonomi dan bahaya oligarki, serta tantangan intoleransi,’’ tutur Ketum PBNU KH. Said Aqil Siroj. (rls/ adb, ros, rid)

Comments