Kajian Ramadan
Pasanan, Gus Yusuf Kaji Nasihat Imam Ghazali terhadap Santri

0
3176
Ngaji pasanan oleh Gus Yusuf di Pondok API Tegalrejo

MAGELANG, Suaranahdliyin.com – Pengasuh Ponpes API Tegalrejo Magelang KH. Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) menggelar kajian kitab Ayyuhal Walad karya Imam Ghazali. Kitab yang membahas tentang nasihat Imam Ghazali untuk para santri itu dipilih Gus Yusuf untuk dibacakan dalam majelis ngaji pasanan di pesantren yang diasuhnya mulai Sabtu (25/04/2020) hingga selesai.

Kitab Ayyuhal Walad ini, kata Gus Yusuf, merupakan satu dari ratusan karya Imam Ghazali yang terkenal dan dipelajari oleh ulama dan santri di seluruh dunia. Menurut Gus Yusuf, terhitung ada 300 lebih karya Imam Ghazali yang terkenal. Jumlah itu belum termasuk ikhtisar-ikhtisar kecil milik Imam Ghazali yang mungkin mencapai ribuan.

“Kitab Ayyuhal Walad ini bermula dari kegelisahan seorang santrinya Imam Ghazali yang merasa butuh nasihat langsung dari Sang Hujjatul Islam, utamanya nasihat-nasihat mengenai keberkahan dan kemanfaatan ilmu,” terang Gus Yusuf.

Gus Yusuf mengisahkan bahwa santri tersebut memberanikan diri menulis surat untuk Imam Ghazali agar dituliskan kitab nasihat khusus. Setelah itu, santri tersebut bertekad akan menjadikan kitab nasihat tersebut sebagai pegangan yang tidak akan dilepaskan. Maksudnya, santri tersebut bertekad akan mengikuti seluruh nasihat gurunya dalam kitab khusus tersebut.

“Dan benar saja, dengan penuh kasih sayangnya Imam Ghazali menuliskan kitab ini dan diberi nama Ayyuhal Walad, bukan Ayyuhat Talamidz. Mengapa? Karena seorang kiai sudah pasti menganggap santrinya itu seperti anaknya sendiri, maka begitu juga seorang santri seharusnya menganggap kiainya sebagai ayahnya sendiri,” jelas Gus Yusuf.

Pada kesempatan itu, Gus Yusuf banyak menjelaskan tentang keberkahan ilmu seorang santri sangat tergantung pada khidmah pada gurunya. Kemanfaatan ilmu seorang santri juga sangat bergantung pada kepatuhan santri tersebut menjalankan apa yang diucapkan oleh gurunya.

“Jadi, santri ini memang tidak bisa lepas dari kiai. Kok nekat mau lepas dari ajaran gurunya, bisa jadi ilmunya tidak barokah dan tidak manfaat. Bahkan orang jawa bilang bakal kuwalat,” imbuh Ketua DPW PKB Jawa Tengah itu.

Ada beberapa tanda seorang santri yang ilmunya tidak barokah dan tidak manfaat. Yakni diantaranya jauh dari hal-hal yang berhubungan dengan Allah serta Rasulullah. Salah satu tanda orang yang lepas dari perhatian Allah yakni hidupnya disibukkan dengan perkara yang tidak manfaat.

“Maka beruntung bagi para santri yang masih di Pondok karena masih bisa ikut ngaji pasanan, yang belum tentu bisa dilakukan di rumah. Karena aktivitas di rumah mungkin akan lebih banyak rebahan, main HP, dan tidur mengingat sedang musimnya wabah Covid-19. Untungnya kok saat bulan Puasa, jadi tidur pun dihitung pahala,” kelakarnya.

Selain itu, Gus Yusuf juga membahas pentingnya mendengarkan nasihat orang alim. Menurutnya, hal itu akan bisa memberi keselamatan secara lahir maupun batin. Mengenai hal ini, dalam kitab tersebut Imam Ghazali memberi nasihat agar mendahulukan diri untuk berlatih mendengarkan nasihat daripada memberi nasihat.

“Karena memberi nasihat itu mudah, siapa saja bisa. Akan tetapi, menerima nasihat itu yang sulit. Apalagi kalau sudah punya pangkat atau ditokohkan oleh masyarakat,” katanya.

Pengajian pasanan Gus Yusuf ini disiarkan secara langsung melalui Channel Youtube pribadinya untuk bisa disimak secara umum. Pengajian dimulai pukul 14.30 WIB setiap harinya. Selain Gus Yusuf, banyak kiai dan pengasuh pondok pesantren juga menggelar ngaji pasanan secara online.

Nahdliyin kini bisa memilih kiai yang diidolakan untuk disimak pengajiannya, seperti KH. Musthofa Bisri dan KH. Yahya Cholil Staquf via Gus Mus Channel, KH. Anwar Manshur dan KH. Kafabih Mahrus via Lirboyo.net, dan masih banyak lagi yang lainnya. (rid, adb, gie/ ros)

Comments