
KUDUS, Suaranadhliyin.com – Langgardalem Tempo Doeloe seakan mengajak para pengunjung bernostalgia dengan kuliner masa lalu. Pasalnya, pameran yang berlangsung 24-25 September ini memamerkan makanan jadul khas Langgardalem dan koleksi klasik zaman dulu.
Menurut penuturan pelestari barang antik Langgardalem Muhammad Romza, pameran yang bertempat di lokasi bekas pasar Rosok Kaligelis ini berawal dari hobi klasik salah satu warga yang merawat peninggalan jaman dulu seperti piring, mangkuk, toples bahkan batu pahatan.
“Pameran ini ingin perkenalkan Desa Langgardalem masih ada yang menjaga sekaligus melestarikan barang-barang unik dan klasik yang sudah melewati beberapa generasi hingga kini.”ujarnya.
Muhammad Romza mengungkapkan bahwa dahulu di Desa Langgardalem terdapat Pasar Rosok yang berdiri lebih dari 13 tahun. Pasar Rosok tersebut menjual berbagai macam barang bekas seperti motor, perabotan rumah tangga, bahkan barang-barang jadul yang pedagang tidak tahu menahu mengenai harganya yang sebenarnya mahal, sehingga diperjual belikan secara bebas.
“Mulanya Langgardalem memiliki pasar Balangan, yakni menjual berbagai macam barang bekas. Barang bekas yang mereka jual berupa motor, perabotan rumah tangga, bahkan barang jadul bernilai mahal yang pedagang tidak tahu, bahwa itu harus dijaga sehingga diperjual belikan secara bebas dengan harga relatif murah. Maka dari situ terinspirasilah untuk membeli barang tersebut,”imbuhnya.
Romza menjelaskan bahwa rumahnya juga terdapat peninggalan dari Simbah Buyutnya berupa canting untuk batik tulis, alat untuk produksi yang masih terjaga walaupun mudah rapuh karena usia.
“Seperti halnya salah satu piring pajangan yang terdapat logo 1836, artinya sudah 186 tahun yang lalu dan tentunya sudah melewati beberapa generasi hingga kini.”tuturnya.
Ia juga mengungkap tujuan mengoleksi barang-barang antik ini sebagai bentuk merawat dan melestarikan budaya peninggalan orang terdahulu, bisa menjadi media pembelajaran anak-anak terkait sejarah langgar dalem.
“Tujuannya yaitu menguri-uri budaya, nguri-nguri peninggalan orang tua, jadi pembelajaran untuk anak anak terkait sejarah langgar dalem,” ungkapnya
Di samping itu, Muhamad Romza mengatakan harga barang antik seperti piring, gelas, atau yang lainnya dulu dibeli dengan harga ratusan ribu, yang dibeli dari pasar Balangan (pasar rongsok) yang sekarang sudah pindah di Babe.
” Belinya dulu hanya ratusan ribu saja, karena beli di rosok ( pasar Balangan), sekarang pasar Balangan dipindah ke pasar babe,” terangnya.
Ia mengharapkan pameran ini bisa diadakan kembali, pada masa mendatang. “barang antik ini kali pertama ditunjukkan ke masyarakat. Ke depan, hal ini bisa digelar lagi,”harap Romza (Hasna, Tias/adb)