BOYOLALI, Suaranahdliyin.com – Pengasuh Pesantren Al Inshof Plesungan, Kabupaten Karanganyar, KH Ansori Syukri, mengatakan, kenapa kita mengadakan maulidan dan shalawatan sampai besarnya seperti ini? Jawabnya tak lain ingin ‘mengenalkan’ Kanjeng Nabi Muhammad, karena Nabi adalah pintu yang bisa menyelamatkan kita (umat).
“Kanjeng Nabi Muhammad adalah solusi setiap permasalahan kita,” katanya dalam pengajian akbar dalam rangka Pojok Bershalawat bersama Habib Ali Zainal Abidin Assegaf bin Segaf di Lapangan Desa Pojok, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, Senin (26/6/2023) lalu.
Disampaikan, dengan senantiasa mensyiarkan shalawatan di mana pun, semoga keberkahannya menambah keyakinan kita kapada Allah, Rasulullah, habaib, dan ulama.
Allah menjelaskan siapa sosok Nabi Muhammad dalam QS Al Kahfi Ayat 110: “Katakanlah (Muhammad), ‘Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.’ Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.”
Diterangkan, Kanjeng Nabi itu diberi wahyu, dan melaluinya kita mengenal siapa pencipta kita. “Maka ulama-ulama fikih sepakat kalau ada orang bersyahadat hanya ‘asyhadu an laa ilaha illa Allah’ dan berhenti di situ maka imannya tidak diterima, karena masih dipertanyakan. Yang kamu maksud Allah itu siapa?” ujarnya.
Dijelaskan, setiap orang bisa berbeda dalam berimajinasi saat mengartikan siapa itu Allah. Ketika sudah dibahasakan ‘wa asyhadu anna muhammadan rasulullah’, maka kita langsung terkait ke Rasul, yakni yang saya maksud Allah adalah pengeran (tempat berlindung)-ku serta yang dimaksud guruku adalah Muhammad khatamul anbiya.
Diuraikan, yang diwahyukan ke Nabi dirangkum oleh Allah dengan bahasa yang mudah yakni ‘annama ila hukum ilahun wahid’, sesungguhnya Tuhan kalian semua adalah Tuhan Yang Maha Esa.
Semisal, manusia diciptakan Allah sempurna dhahir – batin. Seperti yang dikatakan Allah, ‘laqad khalaqnal insaana fi ahsani taqwim’ (sungguh kami ciptakan manusia sebaik-baik susunan). Dilengkapi akal. Dengan akal, yang di bumi tunduk kepada manusia.
“Juga diberi hati nurani untuk meneropong yang jauh. Bahkan jarak kita dengan baginda Nabi telah 1400 tahun lebih, tapi kita yang hidup saat ini mampu merasakan kehadiran Nabi Muhammad Saw dengan hati nurani ini,” katanya.
Maka ajaran tauhid, tegas Kiai Ansori, untuk mengenalkan bahwa satu-satunya tuhan adalah Allah. “Itulah kunci setiap problem apa pun. Kenapa demikian? Kalau kita sudah mengenal tuhan itu hanya Allah, tuhan lain tidak ada. Artinya yang menciptakan, menentukan, dan mengatur hanya Allah. Maka orang itu hanya bertuhan kepada Allah,” bebernya.
Konversi ke Akhirat
Ditambahkan, ketika orang mempunyai tauhid: ‘laa ilaha illa Allah’, maka orang itu menjadi mulia dan orientasinya kepada akhirat, Allah Swt. “Orang yang tidak punya iman orientasinya pada kesenangan nafsu dan duniawi. Tapi yang memiliki iman bisa mengonversi, menggantikan dunianya – kesenangannya menjadi akhirat,” ujarnya.
Lanjut Kiai Ansori, sebaik-baik tempat adalah dunia ini bagi orang yang mampu mencari bekal sebanyak-banyaknya untuk akhirat yang menjadikan keridhaan tuhannya. “Maka silakan yang mencari uang carilah, menduduki jabatan dudukilah, profesi apa pun tempati, tapi pertanyaan besarnya yaitu bisa tidak dijadikan bekal di akhirat? Menjadikan Allah ridha apa tidak? Kalau menjadikan Allah, Rasul, dan guru ridha, silakan,” ujarnya.
Sementara sejelek-jelek tempat menurutnya adalah dunia ini bagi orang yang dunia menghalang-halanginya akan akhirat dan membuat Allah murka kepadanya. “Maka yang punya iman, memandang dunia dan akhirat bagaikan koin uang yang punya gambar dua: dunia dan akhirat. Maka bagi kita orang mukmin selalu berdoa ‘rabbana atina fiddunya hasanah wafil akhirati hasanatan waqina ‘adzabannar’,” tuturnya.
Dirinya menandaskan, intinya bagaimana kita mendapat ridha Allah. Guru kita ridha atau tidak, itu gambaran keridhaan Rasul. Orang tua kita ridha atau tidak, itulah gambaran keridhaan Allah dalam hidup ini yang nyata. “Maka bagaimana hubungan kita kepada guru dan orang tua itulah gambaran hubungan kita dengan Nabi dan Allah Swt,” tandasnya.
Jaga Ketertiban
Wakil Kepala Kepolisian Sektor Nogosari Iptu Joko Sumarih mengucapkan terima kasih kepada panitia Desa Pojok. Mudah-mudahan Allah memberikan keselamatan, keamanan, kelancaran, serta kebarakahan kepada diri kita semua.
“Kami juga memberikan imbauan bahwa InsyaAllah sebentar lagi menjelang Pemilu 2024 kami mengajak bapak ibu semuanya menjaga situasi yang kondusif, ‘aman fi amanillah’, sehingga Negara kita menjadi baldatun thayyibatun warabbun ghafur,” katanya
Pengajian bertajuk ‘Berkah Shalawat, Ati Resik, Seneng Gawe Becik’ (Berkah Shalawat, Hati Bersih, Senang Membuat Kebajikan) yang dihadiri ribuan jamaah itu dimeriahkan hadrah Majelis Az Zahir Pekalongan yang dicintai warga Soloraya.
Joko mengharap situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kantibmas) RT, RW, desa, dan kecamatan supaya selalu dijaga dengan kebersamaan – kerukunan. Jangan sampai ada tindakan-tindakan yang melanggar hukum negara. (siswanto ar/ adb, ros, rid)