
BOYOLALI, Suaranahdliyin.com – Rinai mengiringi gelaran GP Ansor Boyolali Bershalawat, dalam rangka Khatmil Quran dan Haul Masyayikh di Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah Darussalam, Kacangan, Andong, Senin (14/3/2022) malam kemarin.
Pengajian dihadiri KH Ahmad Riyadh Mushoffa (mewakili Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya) dan Habib Muhammad Zaidan bin Haidar bin Yahya.
Gelaran GP Ansor Bershalawat ini diliputi cuaca sejuk, karena sebelumnya (sore hari), hujan. Hujan yang reda menyisakan gerimis sejak acara akan dimulai sampai akhir tausiyah.
Drg Fauzan Arif Munandar, Wakil Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Boyolali, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih banyak atas diizinkannya GP Ansor Boyolali turut dalam rangkaian acara pengajian di Ponpes Darussalam.
“Semoga pengajian dan Ansor Bersholawat memberi keberkahan bagi kami dan semua jemaah, lebih-lebih di akhir kepengurusan PC GP Ansor Boyolali ini, semoga bisa husnul khatimah,” katanya.
KH Iqbal Mulyanto, Wakil Ketua PCNU Boyolali, berharap agar warga NU menjaga kedamaian di kampung masing-masing. Juga, terus merawat tradisi NU dengan cara mengaji serta mendalami tuntunan ulama dan kiai.
“Kami berharap ketika ada isu-isu yang berkembang di masyarakat, warga NU diminta segera tabayun, meminta keterangan ke pengurus NU di lingkungan masing-masing,” tuturnya.
Sementara KH Ahmad Riyadh Mushoffa, pengasuh Ponpes Mamba’uth Thoyyibah, Sragen, dalam tausiyahnya menekankan pentingnya agar anak-anak dimasukkan (dikirim belajar) di Ponpes.
“Jika ada anak mau masuk pondok pesantren, itu tidak ada tandingannya (bernilai tinggi). Orang tua yang memiliki harta melimpah namun anaknya tidak mondok, itu rugi,” ungkapnya.
Lantas KH Ahmad Riyadh Mushoffa menjelaskan tiga kunci sukses pembelajaran di Ponpes. Pertama, kesungguhan santri dalam belajar. “Ini harus didasari niat baik santri sejak dari rumah sampai ketekunannya belajar di pondok,” paparnya.
Kedua, kesungguhan ustadz atau kiai. Ustadz juga harus rajin dan bersemangat (mempeng) dalam mendidik santri. Jika santri dan kiai tekun belajar-mengajar, maka hasil yang baik bisa diharapkan.
“Ketiga, kesungguhan wali santri. Baik dengan memberikan makanan dan akomodasi yang halal bagi anak maupun terus mendoakannya,” ujarnya dalam pengajian yang dihadiri ribuan jamaah.

Sementara itu, lantunan shalawat dipimpin Habib Muhammad Zaidan dengan diiringi hadrah Sekar Langit, Andong, membuat suasana malam itu menjadi indah serta syahdu.
Sovin (14), warga Kecamatan Simo, mengaku sering mengikuti pengajian dan shalawatan Habib Zaidan. “Saya pecinta Habib. Ini saya datang bersama rombongan dari Simo. Kami sering mengikuti shalawatannya Habib Zaidan di mana-mana,” katanya. (siswanto ar/ ros, adb, rid, gie)