SEMARANG, Suaranahdliyin.com – Wakil Katib Syuriyah PWNU Jateng, KH Abdul Munib, mewakili PWNU Jateng, menyampaikan, bahwa Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama (NU), ditugasi khusus untuk mengoordinasi Madrasah Diniyah (Madin) dan Pondok Pesantren (Ponpes) dalam pendidikan diniyah.
Dia menyampaikan hal itu dalam diskusi yang digelar di Kantor PWNU Jateng, Jl Dr Cipto 180 Semarang, Senin (15/3/2021). “RMI NU ditugasi khusus untuk mengoordinasi Madin dan Pesantren,” tegasnya.
Wakil Ketua PW RMINU Jateng, KH Fadlulloh Turmudzi, mengemukakan, dalam kesempatan tersebut menyampaikan perkembangan pelaksanaan amanat PWNU yang diberikan kepada RMI NU.
“Sebenarnya, mengoordinasikan Madin bukan masalah yang sederhana, karena model pendidikan yang berkembang sejak Islam masuk di Nusantara, dikelola oleh masyarakat yang berakidah ahlussunah wal jama’ah (Aswaja),” ujarnya.
Prinsipnya, jelasnya, RMI NU bersikap persuasif terhadap perjalanan pendidikan keagamaan. “Kami berharap, Madin dapat memperkuat dasar-dasar ulum al-diniyah, sehingga ketika para santri melanjutkan belajar di pondok pesantren, telah siap lahir batin,” katanya.
Menurut ketua Lembaga Bahsul Masail (LBM) NU Jateng, KH Muhammad Zaenal Amin, memaparkan satuan kurikulum Madin tingkat ulya. Antara lain mestinya meliputi al-Quran, tajwid, tafsir, ilmu tafsir, hadis, ilmu hadis, ushul fikih, qawaidul fikih, tarikh Islam, nahwu, sharaf, balaghah, tasawuf, Aswaja, dan faroid.
“Maka ustaz/ ustazah yang mengajar harus yang benar-benar berkompeten atau mumpuni,” tegasnya dalam diskusi yang dihadiri pengurus teras PWNU Jateng, lembaga dan Banom seperti KH Roziqin, KH Abdul Munif, KH Andi Syarkowi, H Mohamad Muzamil, H Muhammad Sokhib, dan Dr Iman Fadhilah. (ibd/ adb, rid)