Ketika Pelajar NU Tulangan Kaji Feminisme

0
1725
Kajian Kekinian IPNU-IPPNU Tulangan

SIDOARJO,Suaranahdliyin.com – Sejumlah pelajar yang tergabung dalam IPNU-IPPNU kecamatan Tulangan Sidoarjo berkumpul di musholla SMA Persatuan setempat, Ahad (20/1/2019). Mereka duduk melingkar melakukan kajian bertema “Haruskah Feminisme 80 juta?”.

Dalam kajian kekinian yang dibuka Ketua PAC IPNU Tulangan M. Andre Prakoso ini, peserta saling menyampaikan pendapatnya terkait tema yang masih hangat dan viral tersebut.

Andre mengatakan kajian ini dilaksanakan bertujuan untuk mengasah dan saling tukar pemikiran dari berbagai sudut pangdang. “Jadi tidak ada yang salah atau benar karena kesalahan dan kebenaran tidak ada yang mutlak, semuanya masih abstrak,”ujarnya.

Menurut M. Andre, feminisme adalah sebuah ideologi dan sebuah gerakan sosial untuk mencapai kesetaraan hak untuk perempuan dalam berbagai hal. “Persamaan hak dalam hal politik, ekonomi, personal, dan sosial dapat diartikan dalam ideologi yang luas,”terangnya.

Baca Juga : Membincang Feminisme

Dalam pandangannya, feminisme akan mampu membuat perempuan mampu mengembangkan potensinya. Namun banyak pandangan juga yang kurang setuju karena akan membuat seorang perempuan tidak sesuai kodratnya sebagai madrasah pertama bagi anak – anaknya.

“Dikhawatirkan jika perempuan fokus karir maka urusan rumah dan pendidikan anak yang paling awal akan hilang “ujarnya

Kajian IPNU-IPPNU Tulangan

Peserta diskusi Alvin memaparkan feminisme dalam bidang ekonomi setuju dilakukan dengan  catatan sang istri hanya membantu dalam pencari nafkah. Tidak tugas utama. Karena bagaimanapun sang suamilah yang berkewajiban (menafkahi).

“Sekarang juga banyak perempuan yang berkecimpung dalam dunia politik, ini menunjukkan bahwa peran perempuan sudah bisa diterima sebagai pemimpin juga,” ujarnya.

Baca Juga : Ratusan Anggota Ramaikan Majelis Shalawat IPNU – IPPNU Tulangan

Alvin menambahkan feminisme sudah masuk dalam kehidupan masyarakat milenial ini. Yang harus dipahami, katanya, jangan sampai feminisme ini salah kaprah dan salah diartikan.

“jika salah pengertian maka seperti yang sekrang viral yaitu banyak perempuan yang hanya ingin dilihat punya uang banyak, bisa sama seperti teman sosialitasnya. Akhirnya menghalalkan semua cara dalam mendapatkan Itu semua, Nauudzubillah,”tuturnya.

Peserta lainnya Toriq menyampaikan pendapat yang berbeda. Ia berpendapat pentingnya menitik beratkan pada ayat al quran yang berbunyi arrijalu qowwamuna alannisa’ (laki – laki adalah pemimpin bagi perempuan). Artinya pemimpin harus mampu bertindak sesuai hak dan kewajibanya sehingga tidak menindas kaum perempuan.

“Salah arti feminisme biasanya akan mengarah pada kehidupan perempuan yang materialistik, hedonisme oleh karena Itu haruslah ada kontrol dalam diri agar tidak menyalah artikan hal itu ” imbuhnya.

M.Andre menuturkan kajian mengenai feminisme itu bagus agar membuka cakrawala dunia. Pemikiran bahwa memperbaiki diri baik bidang pendidkan, agama, sosial budaya dan politik perlu dikembangkan untuk kekuatan pribadi seseorang apalagi bagi kaum terpelajar yg harus haus akan ilmu pengetahuan.

“Feminisme jangan disalah artikan sebagai gerakan yang menjadikan perempuan semena-mena dan tidak sesuai kodratnya. Semoga pemahaman feminisme ini akan selalu mengantarkan setiap insan laki atau perempuan untuk saling bersinergi dan melengkapi dalam kehidupan berbangsa, bernegara maupun beragama,”tandasnya.(fauzi/adb)

Comments