KUDUS, Suaranahdliyin.com – Nahdlatul Ulama (NU) memiliki empat kekuatan berupa akidah Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja), Spiritual, masyarakat akar rumput dan Pemerintah. Keempatnya harus dijaga sebagai benteng ideologi NU dan NKRI.
Demikian itu disampaikan oleh Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) H.Asyrofi Masyitho dalam acara pengajian dalam rangka Hari Lahir ke 96 NU dan pelantikan PR NU Desa Peganjaran Bae Kudus, Jum’at (15/03/19).
Asyrofi mengatakan kekuatan aswaja telah menjadi ruh NU yang harus tetap dilestarikan di bumi Indonesia. Apalagi rongrongan terhadap Aswaja sangat luar biasa massifnya.
“Karenanya, kita terutama generasi muda jangan sampai goyah. Kita perkuat Aswaja,” tandasnya.
Kekuatan lain yang dimiliki NU, kata Asyrofi, adalah spiritualisme. Menurutnya spiritual NU sudah cukup luar biasa dan harus dipertahankan.
“NU didirikan tidak sekadar orang perorang tetapi melalui proses spiritual para wali maupun ulama,” jelas mantan Ketua DPRD Kudus ini.
Asyrofi menambahkan NU memiliki anggota yang mengakar hingga ke pelosok ranting (desa) dan menjadi kekuatan organisasi. Apalagi, setiap ranting selalu mentradisikan amalan-amalan NU melalui jamiyah tahlil, sholawatan maupun lainnya.
“Tahlil dan aset-aset spiritual yang berkembang di masyarakat harus kita NU-kan. Jamiyah tahlilan harus memiliki identitas NU,” paparnya.
Diakhir sambutan, Asyrofi mengatakan pemerintah ala NU menjadi kekuatan yang sangat penting diupayakan. Sebab, pemerintah bisa menjadi payung NU dalam hal legalitas dan konstitusional.
“Ke depan kita harus memilih pemimpin yang jelas Aswaja yang tidak lain pasangan Jokowi dan KH.Ma’ruf Amin agar aswaja tetap kokoh di Indonesia,” katanya.
Selain pelantikan PRNU, pengajian yang bertempat di lapangan sepak bola desa Peganjaran ini juga diisi dengan pembacaan maulidurrosul yang dipimpin oleh Habib Ali Zainal Abidin Assegaf bersama grup rebana Azzahir dari Pekalongan. Turut hadir menyampaikan mauidhah hasanah KH. Abdullah Saad dari Solo. (adb,rid/ros)