SEMARANG, Suaranahdliyin.com – KH Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq), menegaskan, tanggung jawab menjaga persatuan harus dimiliki bangsa Indonesia. Agama, kata Gus Muwafiq, jangan dijadikan alat pencabik persatuan.
Demikian disampaikannya saat tausyiah dalam pengajian peringatan Muharram 1444H/ 2022 di Gradhika Bhakti Praja, belum lama ini. Gus Muwafiq mengatakan, di tengah krisis yang melanda dunia, persatuan menjadi tanggung jawab bersama untuk dijaga.
“Kebaikan manusia yang kita cita-citakan akan habis, kebaikan agama budaya dan peradaban juga akan hilang, kalau tidak tercipta perdamaian, tidak ada keamanan bangsa dan negara. Itu kuncinya,” katanya.
Menurutnya, para pendiri bangsa tidak mudah dalam membentuk konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurutnya, dasar-dasar negara yang hingga kini dijaga penuh nilai Islam. “Makanya agama dijadikan landasan persatuan. Konsepnya dijaga betul, bahkan bila perlu dibiayai untuk membangun persatuan,” ujarnya.
Gus Muwafiq menyontohkan, adanya halalbihalal setelah Idulfitri. Untuk kegiatan itu, hampir seluruh komponen masyarakat membiayai agar orang tetap bersatu setelah puasa. “Itu biaya manggil sound biaya, makan biaya, tenda biaya. Tapi demi persatuan, dibiayai. Bahkan pergi haji dibiayai dengan walimatul syafar, kumpul semua. Makanya santri itu kalau pun nggak masak tetep makan, karena dibiayai. Itu bukti dan tidak ditemukan di negara lain,” candanya.
Orang yang tidak suka dengan konsep persatuan l di Indonesia, paparnya, mereka akan jadi sebab perpecahan. “Ini kehidupan persatuan dalam agama. Jadi jangan agama menjadi alat pemecah belah persatuan,” tegasnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mengutarakan, tausyiah Gus Muwafiq merupakan gambaran besar Indonesia yang punya ragam cara untuk bersatu. “Tentu dengan kulturnya, nilai-nilainya, dan itu dibiayai tanpa sadar. Orang mau pengajian, datang berbondong-bondong, maka kemudian menggerakkan semuanya,” tuturnya.
Dalam pandangan Ganjar, kekuatan masyarakat dengan adat dan budayanya masing-masing, menjadi fondasi dalam menjaga persatuan. Maka harus ada yang menginisiasi terus menerus, tidak pernah berhenti dan saling mengingatkan. (rls/ ros, adb, rid)