
Nama Aguk Irawan MN. sebagai sastrawan yang memiliki kedekatan dengan Nahdlatul Ulama (NU), cukup menjadi penawar dahaga bagi lahirnya karya – karya sastra santri di negeri ini.
Banyak novelnya yang telah terbit, menjadi best seller. Di antaranya ‘’Bersaksi di Tengah Badai’’, ‘’Peci Miring’’, hingga novel biografi KH. A. Wachid Hasyim dan novel biografi RMP. Sosrokartono.
Namun sastrawan yang memiliki kedekatan dengan NU dan dunia pesantren di bawah generasi KH. A. Musthofa Bisri (Gus Mus), D. Zawawi Imron dan Ahmad Tohari tidak hanya Aguk Irawan MN. Kini, ada lagi sastrawan muda, perempuan, yang telah menghasilkan karya – karya yang banyak ditunggu pembaca dari berbagai kalangan.
Adalah Khilma Anis, penulis kelahiran Jember, 4 Oktober 1986, yang telah meramu narasi – narasi apik menjadi sebuah karya sastra (novel) yang sangat menarik. Dimulai dengan ‘’Jadilah Purnamaku, Ning (JPN)’’ yang diterbitkan Mata Pena, Yogyakarta.
Santriyah Pondok Tambakberas, Jombang, Jawa Timur yang telah menulis banyak Cerpen ini, melanjutkan studi di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta dan aktif di Lembaga Penerbitan Mahasiswa (LPM) Arena.
Istri Chazal Mazda bin KH. Choirozyad TA., yang selepas lulus dari kampusnya sempat mengajar di MA NU Mu’allimat Kudus, ini sangat cerdas dalam mengeksplorasi khazanah pesantren dan Jawa, khususnya filosofi dalam cerita pewayangan, sebagai inspirasinya berkarya.
Itu bisa dilihat dari dua novel teranyarnya yang banyak diburu para pecinta karya sastra, yakni ‘’Wigati: Lintang Manik Woro’’ dan ‘’Hati Suhita’’. Dua novel ini tidak hanya dahsyat secara narasi, tetapi juga mengetengahkan banyak filosofi hidup dan inspirasi. Tak percara? Silakan beli novelnya, lalu bacalah!!!
Rosidi,
Pegiat Gubug Literasi Tansaro dan Staf Pengajar MA. NU. Tasywiquth Thullab Salafiyah, TBS Kudus.