
- Peringati Harlah ke-94 NU
KHARTOUM, Suaranahdliyin.com – Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sudan melalui Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Sudan menyelenggarakan acara Bahtsul Masa’il dalam rangka memeriahkan Harlah ke-94 Nahdlatul Ulama (NU) di Wisma PCINU Sudan, Khartoum, Sabtu (08/02/2020).
Beberapa permasalahan yang dibahas diantaranya yakni, kaos bergambar Ulama, konflik AS-Iran, transaksi mandub, dan konflik Natuna. Adapun peserta yang menghadirinya adalah perwakilan setiap lembaga PCINU Sudan, angkatan mahasiswa-mahasiswi PCINU Sudan, dan organisasi lain di luar PCINU Sudan. Dihadiri pula perwakilan jajaran dewan Syuriyah dan Tanfidziyah PCINU Sudan.
Kiai Muhammad Akhyaruddin dan Kiai Ahmad Faridi ditunjuk sebagai mushohih. Kiai Eri Prasetiyanto, Kiai Chafidzul Umam, Kiai Choirul Umam, dan Kiai Dzakwanul Faqih ditunjuk sebagai muharrir (perumus). Sedangkan Ustadz Abdurrokhim ditunjuk sebagai moderator pada saat itu.
Ketua panitia Harlah NU ke-94, Muhammad Syahiduddin dalam sambutanya menyampaikan ungkapan terimakasihnya kepada warga NU Sudan yang telah memeriahkan Harlah NU ke-94 pada tahun ini. Syahid juga menjelaskan peringatan Harlah NU dengan bahtsul masail ini termasuk tradisi yang tidak boleh dilupa. Menurutnya hal itu juga merupakan kebiasaan para sahabat ketika memutuskan suatu persoalan.
“Jika permasalahan diputuskan tanpa melalui musyawarah, keputusan akan cenderung subyektif dan kurang relevan. Dengan bermusyawarah, akan teradopsi keputusan-keputusan yang lebih mashlahah (bijak),” lanjutnya.
Ketua Tanfidziyah PCINU Sudan, Ustaz Eri Prasetiyanto menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan bahtsul masail serta beliau mengungkapkan terimakasih dan harapannya dengan adanya acara ini. Menurutnya, persoalan kontemporer seperti yang akan dibahas pada bahtsul masail kali ini merupakan tanggung jawab keilmuan yang harus dicari solusinya.
“Alhamdulillah pada pagi hari ini saya merasakan dan mengenang suasana khas pesantren di PCINU Sudan. Yang kedua, bahtsul masail merupakan tanggung-jawab keilmuwan kita kepada problematika masyarakat, maka dari itu marilah sama-sama kita cari solusinya,” ujarnya.
Para peserta bahtsul masail mulai pukul 10.45 CAT hingga pukul 18.30 CAT sangat antusias dalam menyampaikan pikiran dan pemahamannya disertai ibarot-ibarot dari kitab yang mereka kaji.
“Bahsul Masail yang diselenggarakan oleh Lakpesdam PCINU Sudan pada tahun ini disambut dengan antusias dan semangat. Sebagian pembahasan yang dikaji hingga pada pemikiran Madzahib al-Arba’ah merupakan bentuk prestasi yang tinggi. Berbeda halnya yang hanya melihat dari satu Madzhab Saja,” ujar Kiai Ahmad Faridi, mushohih Bahtsul Masail PCINU Sudan pada tahun ini. (rls/rid)