
KUDUS,Suaranahdliyin.com – Terpilihnya pemimpin baru IPNU-IPPNU Kudus masa hidmah 2018-2020 diharapkan mampu membawa perubahan dan kemajuan organisasi. Terlebih lagi mampu melakukan penguatan kaderisasi dalam menghadapi tantangan zaman.
Demikian rangkuman harapan yang dihimpun Suaranahdliyin.com dari perbincangan dengan sejumah tokoh, alumni dan mantan ketua IPNU-IPPNU Kudus, belum lama ini.
Mantan Ketua IPNU Kudus H. Asyrofi Masyito mengatakan eksistensi IPNU-IPPNU Kudus selama ini dikenal menjadi organisasi handal terutama dalam bidang kaderisasi. Proses kaderisasi yang telah melahirkan kader terbaik ini harus dikembangkan pada tahapan selanjutnya sehingga bermanfaat bagi NU dan bangsa.
“Pemimpin baru harus komitmen terhadap kaderisasi dan memperkuat basis pelajar. Garapan ke depan, jangan sampai pelajar terdampar pada ideologi lain,”tandas Asyrofi yang juga Ketua Lakpesdam NU Kudus ini.
Mantan ketua lainnya KH Moh Afif mengatakan IPNU-IPPNU ke depan harus menghadapi masa milenial yang memasuki Revolusi Industri 4.0. Karenanya, IPNU-IPPNU perlu membekali diri dengan kemampuan pada penguasaan terhadap tehnologi (informasi).
“Disadari atau tidak dunia maya lebih banyak dikuasai orang-orang non kita. Makanya, kader IPNU-IPPNU harus bisa memanfaatkan atau mengimbangi dengan mengisi konten-konten ilmu agama Islam Aswaja dalam media (sosial) dunia maya,”ujarnya.
Disamping itu, kader muda NU ini perlu mengantisipisasi efek negatif dari penggunaan informasi tehnologi. Terutama pada penekanan aspek moral agar tepat sasaran yang berguna untuk membendung arus tehnologi yang mengganggu pelajar.
“Kecanggihan tehnologi telah mencipatakan segalanya menjadi mudah. Tetapi sehebat apapun membawa efek negatif yang perlu kita antisipasi,”tandas Gus Afif yang juga Ketua RMI Kudus.
Sementara pembina IPNU H. Agus Hari Ageng menilai eksistensi kader IPNU-IPPNU mengalami titik lemah dalam kesadaran dirinya sebagai pelajar. Belakangan ini, menurutnya, anak IPNU-IPPNU lebih terlena pada sesuatu yang instan sehingga kreatifitasnya tidak muncul dengan baik.
“Ini yang harus dibangun oleh kepengurusan sekarang. Harusnya seorang kader IPNU-IPPNU adalah belajar, bukan bermain-main yang instan,”tandasnya singkat.
Sebagaimana diberitakan, Konferensi Cabang IPNU-IPPNU Kudus awal Oktober 2018 lalu telah menetapkan ketua baru M.Chasan Fauzi (IPNU) dan Arin Annisatul Sayyidah. Keduanya menggantikan ketua lama W.Wahyu Saputro (IPNU) dan Khotimatus Sa’adah(IPPNU). (adb/ros).