KUDUS, Suaranahdliyin.com – Islam di Indonesia berkembang dan dapat mengakar di masyarakat Nusantara melalui beberapa jalan, di antaranya perekonomian (perdagangan dan pertanian), seni – Budaya (wayang dan gamelan), perkawinan, hingga politik dan pemerintahan.
Cendekiawan Muslim asal Kabupaten Demak, Dr. H. Abdurrahman Kasdi LC. MA. mengutarakan hal itu di Kudus, belum lama ini. Namun begitu, seni dan tradisi (budaya) menjadi salah satu hal yang memiliki peranan besar dalam proses Islamisasi Nusantara.
‘’Islam masuk di Nusantara tidak mengusik tradisi-tradisi yang telah ada pada masyarakatnya. Lebih dari itu, Islam yang masuk di Nusantara justru melindungi dan melanggengkan tradisi-tradisi tersebut, dengan merubah konten-kontennya saja,’’ paparnya.
Dia menjelaskan, para pendakwah terhadap seni budaya selain melakukan memodifikasi, juga melahirkan tradisi-tradisi baru yang cukup efektif dalam meng-Islamkan masyarakat. Untuk tradisi lama yang dimodifikasi, di antaranya selamatan dan doa pada saat janin berusia 120 hari (4 bulan), mitoni (tingkepan), sedekah bumi dan sedekah laut.
‘’Sedang tradisi baru yang diciptakan, seperti acara tahlilan-yasinan, mendoakan (berkirim doa) kepada orang yang telah meninggal, dan ruwahan yang diisi dengan doa-doa dengan tujuan untuk mendekatkan kepada Tuhan dan menyucikan diri jelang Ramadhan,’’ ungkap H. Abdurrahman Kasdi yang menjabat Wakil Ketua III STAIN Kudus itu. (ros)