Ribuan Pelayat Iringi Pemakaman KH. Mahmudi

0
5138
KH. Ahmad Arwan memberikan sambutan mewakili keluarga almarhum KH. Mahmudi.

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Kabupaten Kudus kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya. KH. Mahmudi, kiai sederhana dan bersahaja asal RT 3 RW V Desa Besito, Kecamatan Gebog, meninggal dunia pada Senin (18/2/2019) siang. Jenazah dimakamkan setelah Isya.

Pemakaman jenazah kiai yang lama mengabdikan diri sebagai pengajar di madrasah Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus itu, diantarkan oleh ribuan pelayat yang datang dari berbagai penjuru kampung di Kota Kretek. Bahkan banyak juga santri dan mereka yang takziyah, berasal dari berbagai kota seperti Jepara, Demak, bahkan Jakarta.

KH. Ahmad Arwan, mewakili keluarga mengemukakan, kepergian suami Hj. Siti Azizah itu membawa duka mendalam bagi masyarakat. ‘’Mautul ‘alim, mautul ‘alam,’’ katanya di depan ribuan para pelayat yang hadir.

Tak lupa, pada kesempatan itu KH. Ahmad Arwan mengajak para pelayat untuk mendoakan KH. Mahmudi agar diampuni dosa-dosanya dan mendapatkan pahala surga atas amal kebaikan yang dikerjakan semasa hidup. Keluarga, khususnya istri dan anak-anaknya juga dipesan agar secara khusus mendoakan almarhum.

Ustadz Abdullah Faqih, salah satu tetangga kepada Suaranahdliyin.com, mengutarakan, KH. Mahmudi adalah sosok yang ramah, baik hati dan dekat dengan masyarakat. ‘’Beliau banyak mengisi khutbah Jum’at di masjid-masjid sekitar, serta secara rutin menyampaikan mauidhoh di berbagai jamiyyah, baik jamiyyah bapak-bapak maupun jamiyyah ibu-ibu. Selain itu, juga sering diminta mengisi pengajian di berbagai tempat,’’ tuturnya.

Santri dan masyarakat melayat di kediaman KH. Mahmudi. Ribuan pelayat hadir mengantar pemakaman sang kiai.

Hal senada disampaikan Ustadz Subhi. Menurutnya, KH. Mahmudi yang juga pengasuh Majelis Taklim I’anatut Thalibin adalah pendidik serta kiai yang sabar. ‘’Beliau sosok yang sangat sederhana, ngemong, tidak menjaga jarak dengan santri dan masyarakat sekitar,’’ kenangnya.

KH. Mahmudi meninggalkan empat putra/ putri. Mereka adalah Shohifatul Wahdah Ahmad Khoiruddin, Ulil Fahmi dan Noor Mustafida. Sugeng kondur, Kiai. Mugi pinaringan suwargani pun Gusti. (gie, rid/ ros, adb)

Comments