JAKARTA, Suaranahdliyin.com – Pesatnya perkembangan elektronik belakangan ini, sangat membantu para pencari ilmu. Berbagai informasi mudah didapat, bahkan bisa mengakses secara cepat. Namun, kemajuan teknologi juga menimbulkan anomali.
Pasalnya, saat berbagai informasi sangat mudah diakses, justru literasi keilmuan malah mengalami kemunduran. Satu sisi informasi dan pengetahuan sangat cepat tersebar melalui media elektronik. Tetapi di sisi lain, orisinalitas keilmuan menjadi terabaikan, karena semua orang cukup mengandalkan informasi yang didapatkan di media elektronik.
Ketua umum (Ketum) Pengurus Pusat (PP) Ikatan Siswa Abiturien (IKSAB) Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus, H M Haidar Ulinnuha, menyampaikan hal itu melalui siaran pers yang diterima Suaranahdliyin.com, Jumat (19/3/2021).
“Dulu Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan para Sahabat menerapkan standar yang sangat tinggi, dalam menransmisikan ilmu pengetahuan. Salah satunya adalah melalui metode syafahi, di mana murid mendapatkan pengetahuan langsung dari guru secara lengkap, dari awal sampai akhir, sehingga orisinalitasnya bisa dipertanggungjawabkan.
“Metode transmisi keilmuan langsung secara syafahi inilah, yang biasa kita sebut dengan sanad keilmuan. Di mana, seorang santri belajar langsung kepada gurunya, tanpa terputus dari awal hingga selesai. Maka informasi dan pengetahuan yang didapat, tidak terkontaminasi dengan informasi dari pihak luar, sehingga tidak menimbulkan multitafsir dan bias pemahaman,” jelasnya.
Merespons fenomena kemunduran tradisi sanad keilmuan di masyarakat itulah, terang Haidar, pihaknya bekerja sama dengan Rabithoh Huffadzh li Ma’had Yanbu’ul Quran (ROHMAYA) di Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), menginisiasi program tahsin dan tashih tilawah.
“Program ini dimaksudkan untuk membuka jalan bagi para santri dan masyarakat luas, agar selalu menradisikan sanad keilmuan. Di mulai dari tashih bacaan al-Quran, yang merupakan pedoman hidup umat manusia, diharapkan akan dapat membentuk budaya sanad pada seluruh ilmu pengetahuan,” Ketum PP IKSAB TBS Kudus itu menambahkan.
“Program tashih dan tahsin tilawah ini dilaksanakan bergandengan dengan kegiatan rutin Majelis Simaatul Quran PP IKSAB TBS, yang dilaksanakan setiap Ahad. Sasaran utamanya adalah santri lulusan TBS dan masyarakat,” ungkapnya. (kholil/ didin, mail, ros, adb)