SURAKARTA, Suaranahdliyin.com – Lembaga Kajian Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah menggelar Muktamar Ilmu Pengetahuan ke-2 di Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Sabtu -Ahad (7-8/12/2024).
Dalam sambutannya, Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah, KH. Ubaidillah Shodaqoh menjelaskan bahwa Muktamar Ilmu Pengetahuan Ke-2 ini berangkat dari gagasan sederhana, yaitu untuk mengaktualisasikan ilmu pengetahuan di tengah masyarakat.
“Ilmu itu satu dan harus bermanfaat bagi umat. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk mengamalkan ilmu yang telah kita pelajari, bukan hanya di dunia akademis, tetapi lebih jauh lagi di masyarakat.”ujarnya.
“Banyak ilmu yang belum sepenuhnya diaktualisasikan untuk kepentingan umat, dan ini menjadi tugas kita bersama, para cendikiawan, kyai, dan ulama untuk mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari,”sambung KH. Ubaidullah Shodaqoh saat membuka acara.
Muktamar ini, lanjut mbah Ubaid sapaan akrabnya, juga mengangkat pentingnya melanjutkan gerakan dan pemikiran Gus Dur yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat sipil.
“Dan ini mendorong agar ilmu pengetahuan dan teknologi dapat digunakan untuk memperkuat masyarakat yang mandiri, kritis, dan berdaya terutama untuk seluruh nahdliyin,” Imbuhnya.
Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah, KH. Abdul Ghaffar Rozin menyampaikan pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui Lakpesdam. Menurutnya, Lakpesdam tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pengembangan SDM, tetapi juga berperan sebagai lembaga kajian dan pengembangan pemikiran dalam memperkuat masyarakat madani dan civil society.
“NU berkomitmen untuk membangun masyarakat yang partisipatif, tidak bergantung pada negara, dan menghidupkan kembali gerakan serta pemikiran Gus Dur yang mengedepankan keseimbangan antara intelektual dan ulama,” katanya.
Rektor UNS, Prof. Dr. Hartono, dr. M.Si, mengapresiasi pelaksanaan Muktamar Ilmu Pengetahuan ini. Dikatakan, topik-topik yang dibahahas dalam muktamar ini sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi saat ini, terutama dalam bidang pertanian.
“Salah satu kajian riset utama UNS yang berfokus pada swasembada pangan sangat selaras dengan tema muktamar ini, di tengah kondisi krisis pangan yang semakin memprihatinkan.” katanya.
Dalam lima tahun terakhir, ungkap dia, sekitar 60.000 hingga 70.000 hektar lahan pertanian beralih fungsi, yang menyebabkan penurunan hasil pangan hingga 2-3 juta ton per tahun. “Bahkan, pada 2023, Indonesia terpaksa mengimpor beras sebanyak 30.000 ton,”imbuhnya.
Lebih lanjut, Prof. Hartono menjelaskan bahwa Pemerintah telah merencanakan program ketahanan pangan yang mencakup 3 juta hektar lahan baru melalui kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi, TNI, dan organisasi masyarakat.
“UNS juga mendapatkan alokasi sekitar 4.300 hektar sebagai kajian untuk disurvei dan membuat desain untuk optimalisasi lahan pertanian di Kalimantan, “terangnya.
Muktamar Ilmu pengetahuan kedua ini dihadiri pula Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Wakil Menteri Agama KH Raden Syafii, Ketua PBNU KH. Ulil Abshar Abdalla, Savic Ali, Imam Aziz dan Hairus Salim.
Kegiatan diikuti ratusan peserta dari akademisi pengurus NU dan Lakpesdam NU ss- Jawa Tengah. (adb/ros)