- Dari Dialog Publik ‘’Quo Vadis Pers Mahasiswa’’

SEMARANG, Suaranahdliyin.com – Surat Kabar Mahasiswa (SKM) AMANAT UIN Walisongo menggelar dialog publik dan launching antologi buku yang bertitel “Quo Vadis Pers Mahasiswa” di Auditorium II Kampus III UIN Walisongo, Selasa (17/12/2019) kemarin.
Hadir sebagai narasumber dalam dialog publik tersebut, Prof. Dr. H. Imam Taufiq (Rektor UIN Walisong) dan para mantan aktivis mahasiswa yang juga pernah memimpin SKM AMANAT semasa kuliah di IAIN Walisongo, yakni Hasan Aoni Aziz US dan Siti Alfijah. Acara dipandu pengurus Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Semarang, Abdul Arif.
Prof. Imam Taufik, pada kesempatan itu, mengutarakan, fungsi pers pada saat ini sama pentingnya dengan mahasiswa, yakni bagaimana mengemasnya agar menjadi representasi intelektual kritis dan menghindarkan kita dari sampah informasi.
“Fungsi pers tidak jauh berbeda dengan fungsi mahasiswa, yang mesti menjadi intelektual kritis yang bisa dimaknai lebih kompleks. Dengan kritisismelah, maka pers bisa menjadi frame kehidupan,” ujarnya
Hasan Aoni Aziz, di depan peserta dialog publik, membagikan banyak pengalaman, salah satunya terkait orientasi customers pada pemasaran pers. Menurutnya, orientasi customers adalah melakukan perubahan, dengan memerhatikan segala aspek penting dari yang paling terkecil.
‘’Kebanyakan orang menjadi tidak kritis saat menjadi pelaku, tetapi tidak saat menjadi konsumen. Coba bayangkan, ketika kalian menyukai seseorang, orang itu pasti akan kalian lihat detilnya hingga hal terkecil. Tetapi tidak ketika orang tersebut sudah menjadi suami atau istri kalian. Begitulah salah satu perumpamaan orientasi customers,” katanya.
Sedang Siti Alifah, menjelaskan mengenai ideologi pers mahasiswa. Menurutnya, aktif di pers mahasiswa membuat seseorang mampu menjaga kemurnian idealisme, dan itu adalah hal yang sangat berharga.
“Ideologi pers adalah ideologi mahasiswa. Seorang mahasiswa sendiri adalah agen perubahan sebagai katalis dan pemicu perubahan dari baik ke buruk. Mahasiswa penyampai kebenaran untuk generasi ke depan,” ungkapnya.
Selain itu, Siti Alifah menambahkan, pers merupakan sarana kontrol sosial, kritik dan juga hiburan. “Menjadi mahasiswa merupakan sebuah karunia, maka pergunakan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi sampah peradaban,” pesannya. (debora ananda/ ros, adb, rid)