- Jika Tidak Memprioritaskan Pendidikan
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Tak bisa disangkal, pendidikan merupakan hal yang teramat penting dalam kehidupan. Teramat pentingnya pendidikan, sehingga bisa dipastikan, negara-negara yang tidak (kurang) memberikan prioritas, maka akan mengalami ketertinggalan menghadapi era global atau globalisasi.
Prof. Dr. H. M. Sulthon Masyhud M.Pd., guru besar Ilmu Manajemen Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Prodi PGSD) Universitas Jember (Unej) mengutarakan hal itu di depan lebih dari 700 peserta seminar di Auditorium Kampus Universitas Muria Kudus (UMK), Rabu (11/4/2018).
Dalam seminar bertajuk ”Penguatan Pendidikan Karakter pada Siswa dalam Menghadapi Tantangan Global” yang pesertanya berasal dari mahasiswa Prodi PGSD UMK, Prodi Matematika UMK dan Prodi PGSD Unej itu, dia mengatakan, adanya perubahan yang serbacepat di era globalisasi, peran pendidikan pada suatu bangsa semakin terasa penting.
‘’Tampak sekali di era globalisasi ini, negara-negara yang kurang memberikan prioritas dalam pendidikan, akanmengalami ketertinggalan menghadapi era globalisasi. Era globalisasi yang menuntut adanya kolaborasi, kompetisi dan adaptasi, memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang profesional,’’ tegasnya.
Jika SDM kita tidak profesional, lanjutnya menambahkan, maka akan senantiasa keteteran dalam mengejar ketertinggalan di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). ‘’Kondisi Indonesia saat ini termasuk kategori keteteran dalam mengejar ketertinggalan Iptek. Human Development Index (HDI) yang dikeluarkan PBB pada 2017, Indonesia masih bertengger di peringkat 124 dari 180 negara anggota PBB,’’ ungkapnya prihatin.
Pendidikan Karakter
Prof. Wahyudin dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, mengulas mengenai pentingnya pendidikan karakter. Dia mengatakan, gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang telah dimulai sejak 2010, semakin mendesak untuk diprioritaskan.
‘’PPK semakin mendesak diprioritaskan, disebabkan oleh berbagai persoalan yang mengancam keutuhan dan masa depan bangsa, seperti maraknya intoleransi dan kekerasan yang mengancam kebhinnekaan dan keutuhan NKRI,’’ katanya.
Di luar itu, paparnya, rendahnya HDI mengancam daya saing bangsa, lemahnya fisik anak-anak karena kurang olahraga, rendahnya rasa seni dan estetika, serta pemahaman etika yang belum terbentuk selama masa pendidikan. ‘’Berbagai hal itu cukup menjadi dasar untuk memperkuat kembali jati diri dan identitas bangsa melalui gerakan nasional PPK,’’ tandasnya.
Retno Listyarti, Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, menilai, bahwa selama ini para guru telah mengajarkan pendidikan karakter, namun kebanyakan masih seputar teori dan konsep, belum mengarah pada ranah metodologi dan aplikasinya dalam masyarakat.
‘’Idealnya, setiap proses pembelajaran itu mencakup aspek konsep, teori, metodologi dan aplikasi. Jika para guru mengajarkan kurikulum secara komprehensif, maka kebermaknaan yang diajarkan akan lebih efektif dalam menunjang pendidikan karakter,’’ ujarnya dalam seminar yang dipandu Wakil Rektor I UMK, Dr. Murtono M.Pd. (luh/ ros)