Bulan puasa merupakan momentum tepat untuk memperkuat nilai-nilai kebaikan dan kepedulian terhadap sesama.
Dalam konteks pendidikan, Menteri Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Mendikdasmen) telah menunjukkan komitmen untuk mempromosikan pendidikan ramah, yang fokus pada pengembangan karakter dan kepedulian sosial.
Dalam hal ini, Mendikdasmen menjelaskan, bahwa RAMAH merupakan akronim dari Responsif, Akuntabel, Melayani, Adaptif dan Harmoni.
Responsif berarti siap dan cepat merespons kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik, guru, dan masyarakat.
Pada konteks ini, responsif berarti bahwa pendidikan harus dapat merespons kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik, seperti kebutuhan akan bantuan akademik, bimbingan, dan dukungan.
Akuntabel yaitu dapat dipertanggungjawabkan dan transparan dalam pengelolaan pendidikan. Maknanya, bahwa pendidikan harus dapat mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya, keuangan, dan hasil pendidikan.
Melayani berarti memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan kepada peserta didik, guru, dan masyarakat. Dalam konteks pendidikan, melayani berarti bahwa pendidikan harus dapat memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan kepada peserta didik, seperti pelayanan akademik, bimbingan, dan dukungan.
Adaptif berarti dapat beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi di masyarakat. Yang berarti bahwa pendidikan harus dapat beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi di masyarakat, seperti perubahan teknologi, ekonomi, dan sosial.
Selanjutnya, Harmoni. Artinya, dapat menciptakan suasana yang harmonis dan damai dalam proses pendidikan. Dalam artian, pendidikan harus dapat menciptakan suasana yang harmonis dan damai dalam proses pendidikan, seperti suasana yang kondusif, aman, dan nyaman.
Dalam hal ini pendidikan ramah berarti pendidikan yang harus dapat merespons kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik, guru, dan masyarakat, serta dapat menciptakan suasana yang harmonis dan damai dalam proses pendidikan.
Lebih lanjut dijelaskan, pendekatan pendidikan yang berfokus pada pengembangan karakter dan kepedulian sosial.
Konsep ini menekankan pentingnya mengembangkan kemampuan sosial, emosional, dan moral peserta didik, serta mempromosikan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat.
Dengan memahami dan menerapkan pendidikan ramah, kita dapat membangun pendidikan yang berkarakter dan berorientasi pada kepedulian sosial, sehingga dapat menciptakan generasi yang berkarakter, beriman, dan berkepribadian baik.
Dengan demikian, Ramadan merupakan bulan suci yang menjadi momentum tepat untuk memperkuat nilai-nilai kebaikan dan kepedulian terhadap sesama. Sehingga jelas, komitmen Mendikdasmen untuk mempromosikan pendidikan ramah, maka dapat dikembangkan kemampuan sosial, emosional dan moral peserta didik, serta mempromosikan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat.
Mari kita jadikan bulan puasa ini sebagai kesempatan untuk memperkuat pendidikan ramah dan membangun generasi yang lebih baik. Wallahu a’lam. (*)
Mc Anam,
Penulis adalah staf pada Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) RI.