
Polos. Sederhana. Apa adanya. Dia juga selalu senang menghadiri pengajian-pengajian yang digelar di kampungnya di Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kudus. Baik pengajian yang digelar oleh PR Nahdlatul Ulama (NU) Desa Jepang, khususnya yang digelar oleh GP Ansor.
Aktif dalam kegiatan GP Ansor dan Banser sejak dua tahun terakhir, sejak kecil aktif di Jamaah Yasinan Miftahul Huda, dan sudah puluhan tahun juga ikut mengaji di jamaah Darul Musthafa asuhan Habib Hasan Bunumay.
M. Fatkan. Di balik kepolosan dan kesederhanaannya, dia adalah salah satu tokoh di balik berjalannya program Kaleng INUK di kampungnya, di Desa Jepang. Dialah yang setiap bulan sekali, harus mengambil koin-koin infak dan sedekah dari para kader GP Ansor di kampungnya.
‘’Muga-muga isa istikamah,’’ ujarnya kepada Suaranahdliyin.com, baru-baru ini. ‘’Saya mengambil koin-koin Kaleng INUK yang dijalankan GP Ansor Jepang sudah setahun,’’ lanjutnya menambahkan.
Menurutnya, keaktifannya ikut menjalankan program Kaleng INUK yang ditangani oleh GP Ansor Desa Jepang, juga mendapatkan dukungan banyak rekannya. ‘’Awal-awal mengambil koin-koin dari Kaleng INUK, ditemani Kiai Ridwan, Ketua GP Ansor Desa Jepang. Dulu ditemani sampai empat kali,’’ terangnya.
Dia pun mengaku senang bisa ikut khidmah di NU dengan mendukung program Kaleng INUK ini, karena program tersebut sejak awal, oleh NU Care – LazisNU adalah untuk mendukung kemandirian organisasi. (igus/ ros, adb)